Solidkan Barisan Akar Rumput Menuju Kemenangan, Paslon GURU Canangkan Pembangunan Museum Budaya dan Sejarah

MALANGVOICE– Pasangan calon Wali Kota Batu-Wakil Wali Kota Batu, Firhando Gumelar-H. Rudi (GURU) memanfaatkan momen kampanye terbuka dengan turun ke basis-basis rakyat.

Paslon nomor urut 2 ini menyampaikan program visi misinya serta menjaring aspirasi yang menjadi kebutuhan masyarakat Kota Batu.

Jubir Tim Pemenangan GURU, Mukhlis Ndoyo Said menyampaikan, paslon ini mendatangi tiap rumah berbicara dari hati ke hati bersama akar rumput. Sehingga bisa menangkap setiap aspirasi dan keinginan masyarakat terhadap masa depan Kota Batu.

“Terus bergerak di tengah rakyat. Kami terus membersamai rakyat di akar rumput dalam berbagai acara dan kesempatan. Kami datang ke kampung-kampung bertemu rakyat, merangkul mereka, berbicara dari hati ke hati apa yang dibutuhkan oleh warga Kota Batu,” ujar Mukhlis.

Selain itu kata Mukhlis, kedatangan Mas Gum-Rudi ke rumah-rumah rakyat adalah untuk terus menyolidkan para relawan serta pendukung agar terus bergerak bersama dalam satu dasar pemikiran dan pemahaman untuk membangun Kota Batu. Sehingga kemenangan yang didapat merupakan kemenangan rakyat karena basis-basis suara kerakyatan menjadi hal paling fundamental

“Turunnya kami ke rakyat adalah untuk terus menyolidkan barisan pendukung, relawan, serta tim. Bergerak dalam satu paham dan landasan pemikiran bahwa Kota Batu harus berubah jauh lebih baik. Hal itu bisa dilakukan ketika kepala daerahnya lebih fresh dan bertenaga mumpuni. Dia tidak akan capek keliling untuk merangkul rakyat,” katanya.

Meski begitu kata Mukhlis, Pilkada Kota Batu tahun ini bukan pilkada yang mudah ditaklukkan. Ada tiga paslon yang bertarung. Maka Gumelar-Rudi harus bisa mengalahkan dua paslon lainnya. Untuk meraih itu maka diperlukan kekompakan dan kesolidan seluruh tim pemenangan hingga tingkat akar rumput untuk terus sosialisasi sosok Firhando Gumelar dan H Rudi beserta program-programnya. Pihaknya terus menjaga kekompakan dan kesolidan barisan tim pemenangan dan relawan serta dukungan rakyat.

“Di tengah badai pilkada kali ini yang tidak mudah, dengan serangan politik berbentuk apapun dari lawan. Namun yang pasti, kami selalu sampaikan ke rakyat bahwa paslon Gumelar-Rudi tidak banyak janji, tapi komitmen dan hasil kerja nyata. Gumelar-Rudi siap ditagih kapapun ketika menjabat nanti jika tidak melaksanakan program rakyat. Balaikota akan terbuka untuk rakyat sebab itu merupakan rumah rakyat yang dibangun dengan uang rakyat,” katanya.

Ia memastikan, Gumelar-Rudi bukan hanya paslon yang banyak berbicara dan berjanji. Namun mereka kerja nyata dan berkomitmen dengan yang diucapkan. Bahkan sebelum jadi pun, Firhando Gumelar juga sudah menyampaikan ia siap membawa SDM terbaik Kota Batu terutama bidang kesehatan untuk bisa berkarir di luar negeri.

“Sebab bagaimana kita bisa menyelesaikan program rakyat jika kita tidak pernah tau dan merasakan keluh kesahnya. Bagaimana kita bisa bermimpi petani dan peternak akan sejahtera jika kita tidak pernah menyentuh mereka, mendengar keluh mereka, bahkan tidak pernah datang membersamai mereka. Dan itu yang terus kami lakukan,” ujar dia.

Lebih lanjut, dia menyampaikan sejumlah program unggulan yang dicanangkan Mas Gum. Salah satunya pembangunan Museum Wisata Budaya dan Sejarah. Keberadaan museum ini dianggap penting bagi warga Kota Batu, terutama generasi muda setempat

“Kehadiran museum ini untuk memupuk rasa bangga dengan Sejarah dan budaya kotanya sendiri,” ujar Mukhlis.

Penulis buku Clan-X itu, menjelaskan, program pembuatan Museum Wisata Budaya dan Sejarah di Kota Batu ini terinspirasi dari museum-museum di luar negeri, seperti di Washington Amerika Serikat dan di Leiden Belanda yang ternyata banyak menginventarisir peninggalan-peninggalan Kerajaan Nusantara di masa lalu.

“Mereka sangat menghargai dan mengapresiasi peninggalan kita dan dipertontonkan untuk mengedukasi masyarakat setempat,” ujar Mukhlis.

Menurutnya, Kota Batu menyimpan banyak misteri yang harus dipecahkan tentang budaya dan Sejarah. Menurutnya, sangat banyak penemuan-penemuan di Kota Batu yang seharusnya dapat diinventarisir melalui komunikasi dengan lembaga terkait.

“Ada Balai Arkeologi, Badan Pelestarian Cagar Budaya, dan tentunya di sini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan harus menjadi motor untuk bagaimana ke depan asset-aset itu bisa menjadi bahan edukasi, khususnya untuk masyarakat Kota Batu,” kata Mukhlis.

Yang pasti, Mukhlis meyakini jika Kota Batu sudah memiliki etalase dengan kurasi luar biasa akan menjadi daya tarik tersendiri. Selain untuk bahan edukasi masyarakat Kota Batu khususnya bagi generasi muda agar lebih bangga dan mencintai Kota Batu.

“Selain itu juga menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik lokal maupun asing,” tutur pria yang pernah melakukan ekspedisi budaya Indonesia di seluruh pelosok Tanah Air itu.

Mukhlis memastikan, untuk mewujudkan museum ini tidak bisa dilakukan sendiri. Maka itu, mereka akan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Apalagi, museum ini adalah aset yang sangat penting, menyimpan warisan kebudayaan yang mengandung kekayaan berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dulu ada di Batu. Soal pembangunan museum tersebut, calon wali kota Firhando memiliki sejumlah skema pembiayaannya.

“Untuk realisasinya tentu jika Mas Gum – sapaan akrab Firhando Gumelar – terpilih menjadi Wali Kota Batu. Selain itu, kita akan melihat pertisipasinya yang sesuai nantinya. Kita harus mengkalkulasi apakah memang kitab isa berdiri sendiri pendanaan dari APBD, atau kita tidak menutup kemungkinan terdapat CSR-CSR yang nantinya akan mensupport terhadap realisasi museum ini,” paparnya.

Ia mencontohkan, situs Watu Dakon di Bumiaji yang diyakini berhubungan dengan bidang pertanian terkait dengan Pranoto Mongso, sistem penanggalan atau kalender yang dikaitkan dengan aktivitas bercocok tanam.

“Masih banyak lagi peninggalan-peninggalan yang terpendam. Artinya ini butuh riset, kolaborasi riset dengan para akademisi maupun pegiat masyarakat setempat yang lebih lama tinggal di lokasi-lokasi itu untuk mengumpulkan peninggalan-peninggalan tersebut,” jelas Mukhlis.

Terkait peninggalan-peninggalan Kota Batu yang terserak di Indonesia maupun luar negeri, pihaknya akan melakukan komunikasi lebih intens dengan pihak-pihak berwenang. Misal salah satu contohnya beberapa waktu lalu Kementerian Kebudayaan berupaya mengembalikan asset-aset sejarah Kota Batu yang ada di Inggris atau Belanda, dan itu terelaisasi. Salah satunta Prasasti Sanguran yang kini berada di Skotlandia.

“Tempo hari Pj Wali Kota Batu dan Gubernur Jatim sempat berkunjung ke sana dan sempat melihat langsung prasasti itu. Dan sampai saat ini masyarakat Kota Batu mendengung-dengungkan dan meminta untuk dikembalikan ke kota ini. Artinya kita tidak bisa berjalan sendiri, pastinya kita juga akan berkolaborasi dengan semua pihak terkait. Harapannya bisa menjadi kekuatan pengetahuan bagi masyarakat Kota Batu,” pungkas Mukhlis.

Berita Terkini

Arikel Terkait