MALANGVOICE – Para sopir angkutan umun menyatakan dukungan kepada Fairouz Huda untuk menjadi Calon Wakil Wali Kota Malang pada Pilkada 2024.
Dukungan diberikan pada Selasa (9/7) di kawasan Landungsari, Kota Malang. Total ada sekitar 50 supir angkot hadir dan menyatakan dukungan terhadap sosok yang akrab disapa Kak Fai tersebut.
Para sopir itu menaruh harapan besar kepada sosok Fairouz untuk membawa perubahan besar terhadap sistem transportasi umum di Kota Malang ke depannya.
Baca Juga: Tanam Kopi Arabica, Masyarakat Desa Bulukerto Jadikan Kawasan Hutan sebagai Lahan Produktif
Pj Wali Kota Malang: Percepatan Pengurusan PBG – SLF Agar Tidak Hambat Investasi di Kota Malang
Koordinator Supir Angkot yang juga Ketua Jalur LDG Sam Kebo menuturkan, sejauh ini masih hanya sosok Kak Fai yang sowan dan bertatap muka untuk berdiskusi dengan para supir membicarakan masa depan angkot di Kota Malang.
“Beliau sudah sowan langsung ke kami sejak lama, mendengar keluh kesah kami hingga kemudian kami merasa cocok dengan berbagai pemikiran dan solusi Kak Fai,” jelasnya.
Menurutnya, Kak Fai dapat mewakili keresahan para supir angkot dan mempunyai solusi cemerlang untuk kemaslahatan pelaku transportasi umum. Sebab itu, ketika beberapa kali pertemuan, mereka merasa lega ada sosok yang bisa mewakili mereka.
“Kami ini kam orang biasa, kami seperti orang yang dianaktirikan. Kami merasa lega bertemu dengan orang seperti Kak Fai. Semoga perjalanan beliau maju N2 lancar dan bisa menjawab masa depan kami,” harapnya.
Sementara, Kak Fai menyebutkan perubahan nasib supir angkot harus dimulai dari pemimpin yang istilahnya mau menjadi marketing angkot. Tahap awal yang harus dimulai adalah mengubah mindset publik dalam melihat transportasi umum.
Selama ini, persepsi publik terhadap mikrolet masih jelek. Untuk memutarbalikkan persepsi ini butuh sosok pemimpin yang peduli. Tidak hanya janji-janji saja, melainkan juga dengan kebijakan langsung.
“Jangan sampai persepsinya terhadap mikrolet ini jalannya lambat, tidak nyaman. Untuk itu butuh sosok pemimpin yang mau jadi marketing angkot, di-rebranding. Tidak hanya marketing saja, tapi juga berani memfasilitasi, mulai menata sistem hingga pengadaan armada yang layak,” ungkapnya.
Fairouz memandang sebenarnya Pemerintah punya skema kebijakan untuk mensejahterakan nasib para supir angkot. Selama ini yang dilihat hanya bantuan-bantuan saja yang itu tidak bersifat solusi jangka panjang.
“Kalau seperti itu kan hanya ngasih ikan, harusnya kan kasih kail. Yang penting itu solusi jangka panjang. Misal keseluruhan sistemnya tertata, tanpa perlu digaji sekali pun, maka ke depan angkot bisa jadi solusi kemacetan di Kota Malang,” tandasnya.(der)