MALANGVOICE – BTPN Syariah mengalami peningkatan nasabah di kuartal I 2024 ini. Per akhir Maret, jumlah nasabah di Malang Raya menjadi 55 ribu dengan pembiayaan sebesar Rp190,64 miliar.
Selain itu, di kuartal I 2024 ini BTPN Syariah mencatat laba bersih sebesar Rp264 miliar dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp10,9 triliun.
Sementara, rasio keuangan Bank juga terjaga, di mana Return on Asset (RoA) 6,3% dan rasio kecukupan modal (CAR) 47,6%. Ini menunjukkan kesehatan Bank untuk terus bertumbuh di masa mendatang.
Baca Juga: Tasyakuran Gerindra Kota Malang, Sembelih dan Salurkan Hewan Kurban ke Para Kader
Disokong 3 Parpol, Peluang Mas Gum Terbuka Lebar di Ajang Pilkada Batu
Bertumbuhnya laba bersih dan nasabah itu tak lepas dari program Bestee (Berdaya Bersama Sahabat Tepat Indonesia) dengan melibatkan ribuan fasilitator yang sebagian besar adalah mahasiswa dari program Kampus Merdeka dalam mendampingi dan memberikan pelatihan sesuai kebutuhan masing-masing nasabah. Hal ini dilakukan agar keterampilan nasabah dalam mengelola usaha semakin meningkat.
“Kinerja yang terjaga tak lepas dari upaya kami yang semakin intensif dalam melakukan pendampingan serta menyalurkan pembiayaan yang selektif. Hal ini sebagai wujud komitmen kami yang senantiasa loyal dalam memberdayakan masyarakat inklusi,” ujar Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah.
Sementara itu, Corporate & Marketing Communication Head Ainul Yaqin mengatakan BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi.
Di sini, BTPN Syariah memberikan empat akses sekaligus kepada nasabah. Pertama, akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif. Kedua, akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang semakin inovatif. Ketiga, akses persediaan barang dan jasa. Keempat, akses pasar agar ibu-ibu nasabah dapat memasarkan produknya lebih luas.
“Pertama, memberi pelaku usaha akses. Kedua beri mereka harapan atau hope, ketiga beri keteladanan atau role model. Ketika mereka mendapatkan akses pembiayaan, uang yang digunakan untuk giat produktif. Ketika ada harapan, mereka terus berkeinginan mewujudkan mimipi. Ketika memiliki role model, mereka mudah beradaptasi,” kata Ainul.
“Untuk mendapatkan empat akses tersebut, ibu-ibu harus mengikuti kumpulan dua minggu sekali,” jelas Ainul.
Terpisah, Camat Blimbing, Kota Malang Nina Sudiarty menilai pendampingan BTPN Syariah sudah tepat karena dilakukan dengan kumpulan setiap dua minggu sekali. Menurut Nina, kumpulan tersebut dapat saling memotivasi satu nasabah dengan nasabah lainnya untuk terus tumbuh.
“Pendampingan BTPN Syariah dilakukan melalui kelompok, hal ini dapat memotivasi antar satu nasabah dengan nasabah lainnya. Cara BTPN Syariah ini luar biasa,” ujar Nina.
Siti Atim Mughoyah, (53) warga Jalan Phospat, Kelurahan Purwantoro, salah satu nasabah BTPN Syariah yang tergabung dalam Sentra Tulip Pandean sudah merasakan manfaat dari pembiayaan Tepat.
Sejak 2019, ia menjadi nasabah BTPN Syariah karena saran teman dan tetangga. Saat itu ia bercerita butuh modal karena berjualan kue.
“Awal gabung saya dapat Rp4 juta dan prosesnya gampang. Uangnya hasil pinjaman bener-bener untuk usaha, sampai sekarang saya ikut terus sampai bisa berkembang usaha saya. Saya akhirnya jualan ayam kentucky bisa kontrak kantin di sekolah sini,” katanya.
Kini ia sudah bisa mengajukan pinjaman mencapai Rp10 juta. Tapi yang terpenting kata dia bukan hanya sekadar bantuan modal, tapi dukungan dari orang-orang sekitar.
“Saya mendapatkan manfaat luar biasa dengan adanya kumpulan karena tidak merasa berjuang sendiri, tapi bareng-bareng dan saling menginspirasi satu sama lain. Jadi, bukan hanya tahu cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu, tapi juga mendapatkan ilmu-ilmu yang saya tidak pernah dapatkan sebelumnya dan itu sangat membantu saya untuk menjadi seperti sekarang ini,” tutup Siti.(der)