MALANGVOICE – Seorang dosen keperawatan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zaqqi Ubaidillah, memperingatkan bahwa Indonesia diprediksi akan menempati peringkat keenam di dunia untuk jumlah orang dengan diabetes tertinggi pada tahun 2030.
Hal ini disebabkan meningkatnya popularitas makanan dan minuman manis seperti boba, kopi susu, makanan cepat saji, roti manis, dan kue-kue trendi, yang sekarang lebih mudah diakses oleh masyarakat melalui layanan pengiriman makanan dan diskon restoran.
“Selain diabet, makanan atau minuman yang tinggi gula juga dapat merusak endotel pembuluh darah yangg dapat mengakibatkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah,” kata perawat spesialis medikal bedah UMM itu.
Baca Juga: Datangi PN Malang, DPC Demokrat Kota Batu Minta MA Tolak PK Moeldoko
PBB-P2 2023 Ditarget Rp17 M, Bapenda Kota Batu Luncurkan One Day Tax Payment
Mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dalam jangka panjang dapat memicu obesitas dan akhirnya menyebabkan diabetes. Diabetes adalah penyakit kronis yang serius yang terjadi ketika pankreas tidak dapat menghasilkan atau menggunakan hormon insulin secara efisien, yang penting dalam mengatur kadar gula darah dalam tubuh.
Minum minuman ber-glukosa tinggi meningkatkan radikal bebas dalam tubuh dan juga menyebabkan glukosa yang beracun yang dapat merusak sel beta pankreas. Sel-sel ini bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Selain diabetes, makanan atau minuman dengan kandungan gula tinggi juga dapat merusak endotelium pembuluh darah, menyebabkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah.
Zaqi menjelaskan bahwa potensi untuk diabetes semakin meningkat, dan kebiasaan makan yang tidak sehat dapat memperburuk situasi. Misalnya, opsi makanan cepat saji populer seperti nasi goreng, mie goreng, nasi uduk, nasi Padang, dan makanan yang diawetkan, serta kebiasaan menambahkan rasa dan topping tambahan pada makanan dan minuman, semuanya berkontribusi pada asupan kalori yang tinggi.
Ia menekankan bahwa meminum minuman trendi, termasuk jus botol dan minuman berkarbonasi, juga dapat mengandung tingkat gula yang tinggi, melebihi kebutuhan maksimum harian untuk orang dewasa.
Namun, Zaqi menyatakan bahwa orang tidak dilarang mengonsumsi makanan atau minuman favorit mereka selama mereka membatasi asupannya dan tidak mengonsumsinya secara teratur.
Ia juga mendorong masyarakat untuk memahami kandungan nutrisi dari berbagai makanan dan membaca nilai nutrisi pada kemasan, memungkinkan mereka untuk mengatur makanan mana yang dapat mereka konsumsi secara teratur dan mana yang harus mereka batasi.
“Sebaiknya masyarakat memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Pun dengan minuman yang mengandung 0 kalori seperti air putih, kopi, serta teh tanpa gula,” pungkasnya.(der)