MALANGVOICE – Ratusan massa dari mahasiswa gabungan BEM Malang Raya menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Kamis (8/9). Aksi ini dikawal 950 petugas keamanan gabungan.
Unjuk rasa ini terkait penolakan kenaikan harga BBM yang dirasa berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.
Koordinator BEM Malang Raya, Zulfikri Nurfadhilla, dalam keterangan persnya mengatakan, kenaikan harga BBM Bersubsidi pada 3 September 2022 memberikan dampak besar bagi masyarakat kalangan rendah dan menengah.
Baca Juga: Javier Roca Pelan-Pelan Selesaikan PR di Arema
Akibat yang ditimbulkan pun beragam, inflasi ekonomi, lonjakan harga pokok lainnya dan kenaikan harga pada sector riil lainnya menjadi potensi besarnya.
“Pemerintah perlu melakukan revisi aturan untuk menghentikan kebocoran BBM bersubsidi agar sesuai sasaran, bukannya dinikmati industri skala besar, seperti pertambangan dan perkebunan besar. Atau menunda lanju untuk infrastruktur yang tidak terlalu menjadi prioritas,” ujarnya.
Selain itu BEM Malang Raya menyerukan enam tuntutan, yakni:
1. Menolak Tegas Kenaikkan Harga BBM Subsidi
2. Mendesak Pemerintah Menerapkan Kebijakan Subsidi BBM yang Tepat
3. Menolak Pemberian Dana BLT Sebagai Dalih Kenaikkan harga BBM
4. Menuntut Pemerintah Menstabilikan Harga Bahan Pokok
5. Menuntut Pemerintah Fokus Melakukan Pemulihan
Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
6. Menuntut Pemerintah Menunda Proyek Stategis Nasional.(der)