MALANGVOICE – Pemkab Malang mulai mensosialisasikan pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (Qris).
Kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan di Pasar Berkah Ramadhan yang dibuka oleh Bupati Malang, HM Sanusi di Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso, Ahad (3/4/).
Sanusi berharap agar masyarakat mulai membiasakan diri untuk bertransaksi dengan metode digital.
Untuk itu Pemkab Malang mendorong agar semua pihak mulai dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama Pemerintah Desa (Pemdes) masing-masing bisa berkreasi dan memulainya.
“Mendatang pakai uang digital itu sudah menjadi kebutuhan supaya orang tidak repot membawa uang cash,” ucap Sanusi, saat ditemui awak media, usai meninjau stand Pasar Berkah Ramadhan, di halaman parkir NK Cafe, Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso, Ahad (3/4).
Selain itu, lanjut Sanusi, setiap Pemerintah Desa (Pemdes) bisa memanfaatkan momen Bulan Ramadan untuk mengangkat perekonomian masyarakat di wilayahnya masing-masing, dan diharapkan bisa menggunakan program pembayaran malaui QRIS.
“Jadi itu memang jadi programnya Bank Indonesia kepada semua bank untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Kami hanya mendukung program itu,” tegasnya.
Terlebih, tambah Sanusi, dengan adanya Pasar Ramadan yang ada di halaman parkir NK Cafe ini setidaknya bisa dimanfaatkan untuk upaya pemerataan ekonomi, karena sudah menjadi euforia masyarakat Indonesia saat Bulan Ramadan untuk berburu takjil atau menu buka puasa.
“Jadi yang butuh makan (buka puasa) bisa datang ke Pasar Takjil, dan yang punya usaha, bisa berjualan di sini. Jadi nanti asa pemerataan ekonomi di daerah yang kreatif seperti ini di desa,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Malang, Made Arya Wedantara mengatakan, metode penbayaran menggunakan QRIS disosialisasikan dan diterapkan jika Pasar Berkah Ramadan dinilai akan lebih mempermudah masyarakat, dan akan berpengaruh pendapatan di sektor pajak.
“Kalau di sini (Pasar Ramadan) mungkin pajaknya berarti pajak restoran. Tapi paling tidak dari sini kan kita bisa mulai turut mensosialisasikan kepada masyarakat. Karena ke depan bisa kita lakukan ke hotel atau restoran,” terang Made.
Akan tetapi, lanjut Made, untuk menerapkan metode pembayaran secara utuh, masih membutuhkan waktu, karena perlu membiasakan masyarakat dari pembayaran konvensional menggunakan uang cash, beralih menjadi pembayaran melalui metode digital.
“Minimal kan bisa untuk mencegah beredarnya uang palsu atau uang lecek dan kotor,” tegasnya.
Masih ditempat yang sama, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, Cahyono juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung upaya Pemkab Malang dalam mengungkit perekonomian masyarakat, dan mensosialisasikan Qris.
“PWI Malang Raya memberi peluang bagi anggotanya yang berkeinginan untuk mengembangkan usahanya, dan ikut mensosialisasikan Qris,” katanya.
Sebab, lanjut Cahyono, di Pasar Ramadan ini juga ada anggota PWI Malang Raya yang ingin mengembangkan usahanya untuk mengembangkan usaha mereka.
“Di sini (Pasar Ramadan) juga ada anggota PWI Malang Raya yang ingin mengembangkan usahanya. Ini juga bagian dari upaya kami untuk mendukung program pemerintah. Jadi selain menjalankan fungsinya sebagai seorang pewarta, juga sembari mengembangkan usahanya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Pasar Ramadan di NK Cafe tersebut secara resmi juga dibuka oleh Bupati Malang HM Sanusi, Ahad (3/4).
Untuk mengungkit perekonomian masyarakat, Pemkab Malang berharap ada kolaborasi antara Pemdes melalui Bumdes-nya bersama kalangan pengusaha dan juga bersama pihak media.(end)