MALANGVOICE – Harga kedelai saat ini mengalami kenaikan dari yang sebelumnya hanya Rp 9 ribu perkilogram menjadi Rp 11 ribu perkilogram-nya.
Perlu diketahui untuk memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia, Pemerintah Pusat mengimpor kepada dua negara, yakni Argentina di Amerika Selatan dan Cina.
Namun, Amerika Selatan saat ini sedang menghadapi kondisi cuaca buruk dan Cina mengalami peningkatan permintaan dan kebutuhan di negaranya.
Kendala yang terjadi di dua negara importir tersebut mengakibatkan harga kedelai di Indonesia termasuk Kota Malang mengalami kenaikan.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Sailendra mengaku telah melakukan komunikasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Komunikasi dengan Kemendag itu dilakukan untuk meminta bantuan suplai kedelai dari pusat ke daerah-daerah sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi kelangkaan kedelai.
“Kami melakukan komunikasi ke Kementerian Perdagangan, istilahnya membantu suplai itu di daerah. Tapi masih belum dapat respon,” ujarnya, Ahad (20/2).
Sebab, jika terjadi kelangkaan kedelai di Kota Malang, maka akan sangat berdampak pada produsen tempe, tahu yang memanfaatkan bahan baku kedelai.
Dari situ, Sailendra berharap Kemendag bisa memberikan kepastian ketersediaan kedelai di tiap daerah khususnya Kota Malang.
“Tiap produsen tempe kebutuhan untuk produksi perhari 200 sampai 300 ribu untuk bahan baku. Sekitar rata-rata 20 kilogram,” katanya.
“Setidaknya di Kota Malang ada sekitar 400 produsen tempe yang ada di sentra tempe di Kampung Sanan, Blimbing,” Sambungnya.
Terpisah, Distributor Kedelai Sentra Tempe Sanan, Ita mengatakan dengan adanya kenaikan harga membuat penurunan permintaan kedelai.
“Permintaan kedelai jadi turun kisaran 10 sampai 20 persen menjadi 4 hingga 4,5 ton perhari,” terangnya.
Sedangkan saat harga kedelai normal, dikatakan Ita, permintaan bisa mencapai 5 ton perhari.(der)