MALANGVOICE – Video dan foto fenomena Hujan es di wilayah Kota Malang sempat ramai bermunculan di media sosial (medsos). Seperti video yang di-posting @propertimalang87 di akun Twitternya pada Kamis (23/12).
Dalam video berdurasi 16 detik itu, terlihat es seukuran biji jagung berjatuhan di atap rumah. Fenomena itu pun terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah Kota Malang.
“Hujan es batu terpantau di Sawojajar, semoga baik-baik saja amiin,” dikutip dari caption video tersebut.
Septianur Aji Hariyanto salah satu warga yang berada di Jalan Ki Ageng Gribig, Kedungkandang, Kota Malang, turut membenarkan adanya fenomena hujan es tersebut.
“Hujan es itu terjadi sekitar pukul 13.00, saat hujan deras disertai angin kencang. Awalnya saya sempat denger suara kratak, kratak kayak bocor gitu, pas saya lihat ternyata hujan es,” ujarnya saat dihubungi Mvoice, Kamis (23/12).
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur (Jatim), Anung Suprayitno, menyampaikan, fenomena hujan es semacam itu memang normal terjadi, utamanya pada saat musim hujan.
“Jadi hujan es itu berasal dari awan Cumulonimbus. Awan tersebut terbentuk akibat pemanasan terik pada siang hari. Awan Cumulonimbus masuk tahap matang mengalami pendinginan (Kondensasi) ekstrem,” ujarnya, Kamis (23/12).
“Pada saat pendinginan ekstrem itu yang berpotensi mengakibatkan turun hujan dalam bentuk partikel es,” sambungnya.
Lebih lanjut, dikatakan Anung, fenomena hujan es ini bersifat sangat lokal dan tidak terjadi secara merata atau hanya di kisaran wilayah 5 sampai 10 kilometer.
“Itu dalam waktu yang singkat serta memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama. Waktu terjadinya hujan es biasanya gak sampai 1 jam. Lalu untuk partikel es ukurannya juga tidak besar,” kata dia.
Dengan adanya fenomena tersebut, Anung meminta masyarakat tetap waspada saat berada di area luar. Terlebih, hujan yang disertai angin kencang, tentu juga akan mengakibatkan berbagai hal tak diinginkan terjadi.
“Angin kencang Baliho, atap-atap semi permanen hingga potensi pohon tumbang bisa saja terjadi. Jangan sampai abaikan, lalu berteduh di pohon atau dekat baliho. Apalagi hujan es kalau terkena kaca mobil juga lumayan. Masyarakat harus lebih siap untuk mengurangi risiko,” pesannya.(der)