MALANGVOICE – Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari bakal dilanjutkan pada Tahun 2022 mendatang dan diambil alih Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Bupati Malang, HM Sanusi mengatakan, pembangunan KEK Singhasari kini sudah berprogres, dan pelaksanaan pembangunan fisik juga sudah dimulai. Namun, sempat terkendala pandemi Covid-19.
“Pembangunannya baru berupa pondasi, dan selanjutnya akan terus berkembang,” ucap Sanusi, Kamis (2/12).
Sanusi menjelaskan, selain pekerjaan fisik yang juga sudah dikerjakan, progres yang berjalan saat ini berkaitan dengan pembangunan di sektor pendidikan yakni sekolah digital.
“Kalau di tahun 2021 itu anggarannya dari APBD Provinsi Jawa Timur, tapi untuk tahun 2022 mendatang akan diambil alih Kemenparekraf, dan dananya dari APBN dan swasta,” jelasnya.
Lanjut Sanusi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sama sekali tidak mengalokasikan anggaran yang berkaitan dengan pembangunan di KEK.
“Hanya bentuk kebijakan yang melalui Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang mengatur tentang bentuk, besaran, dan tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak daerah serta retribusi di KEK Singhasari,” ujarnya.
“Kami (Pemkab Malang) hanya mendukung lewat Raperda. Raperda itu tentang pengurangan pajak dan retribusi bagi investor yang menanamkan modalnya di situ (KEK Singhasari),” lanjutnya.
Sanusi menerangkan, KEK Singhasari berdiri di atas lahan seluas 120,3 hektare yang melintasi tiga desa di Kecamatan Singosari, yakni Desa Klampok, Desa Langlang, dan Desa Purwoasri.
Kemenparekraf akan mencanangkan KEK Singhasari sebagai salah satu kawasan penyangga Bali Baru yang di dalamnya akan ada tiga sektor yang dikembangkan, yakni pariwisata, techno park, dan industri kreatif.
“KEK Singhasari itu akan menjadi kawasan ekonomi khusus pertama di Indonesia yang mengusung konsep industri kreatif, dan akan digarap oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dengan konsep tourism industry (industri pariwisata) dengan digital economy (ekonomi digital),” bebernya.
Selain itu, tambah Sanusi, untuk transformasi KEK Singhasari inj akan menjadi silicon valey-nya Indonesia, yang sebelumnya telah mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) RI.
“Kemendikbud melalui Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek telah berkomitmen untuk mengusung konsep dari Silicon Valley di KEK Singhasari. Targetnya, untuk melahirkan produk berkelas dunia,” tegasnya.
Sebagai informasi, KEK Singhasari ini merupakan satu-satunya KEK yang mengusung konsep digital teknologi, keberadaan sumber daya manusia (SDM) menjadi engine atau mesin utama yang menjadi penggerak didalamnya, dan juga menyiapkan program peningkatan kompetensi.
Untuk peningkatan kompetensi tersebut menggunakan sistem cloud computing technology atau gabungan pemanfaatan computer dan pengembangan yang berbasis internet, yang saat ini sudah ada 100 guru SMK telah dilatih dirjen vokasi guna memenuhi standart kompetensi tenaga pendidik dalam program tersebut.(end)