Hunian dan Warung-Warung di Pinggir JLS Ganggu Panorama, Begini Komentar Disparbud

Tangkapan layar bangunan di JLS. (Toski D)

MALANGVOICE – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemerintah Kabupaten Malang mengkritisi keberadaan warung atau bedak-bedak dan hunian rumah-rumah yang mulai bermunculan di pinggir Jalur Lintas Selatan (JLS).

Bangunan-bangunan tersebut menutupi pemandangan pantai pengguna JLS sehingga memunculkan potensi menyurutkan minat wisatawan yang ingin menikmati laut lepas sepanjang JLS.

“Hunian dan bedak-bedak di pinggir jalan itu merusak pemandangan pantai,” ucap Kepala Disparbud Pemkab Malang, Made Arya Wedanthara, Senin (7/6).

Menurut Made, rumah-rumah dan warung itu justru menyurutkan niat wisatawan untuk datang ke puluhan pantai selatan di Kabupaten Malang.

“Saat ini viewnya mulai ketutupan rumah dan bedak. Wisatawan ke pantai kan ingin lihat pandangan air/pantai, jangan sampai viewnya itu view rumah. Sekarang kan sudah ketutupan itu beberapa. Biasanya tampak laut sekarang tampak rumah. Kita ini tujuannya kan membuat nyaman wisatawan. Mereka (Wisatawan) mencari pantai tapi ternyata yang dilihat bedak. Ya jangan sampai (seperti itu),” jelasnya.

Dengan kondisi itu, Made mengaku telah melakukan koordinasi dengan Perhutani tentang batas-batas tanah milik negara dan yang bukan.

“Kita lihat dulu, kita harus berkoordinasi dengan yang punya tanah. Camat-camat yang bersinggungan langsung dengan JLS kita ajak koordinasi juga agar bisa dilakukan pembongkaran bedak atau hunian yang menghalangi view pantai itu. Harus ditata mulai sekarang jangan sampai rusak,” terangnya.

Lebih lanjut Made mengajak masyarakat untuk ikut menata letak bangunan hunian atau warung agar tidak menggangu pemandangan pantai. Percuma bedak-bedak dan hunian banyak dibangun di pinggir,sementara wisatawan memilih lanjut perjalanan jika viewnya terlihat tidak bagus.

“Yang kita promosikan itu keindahan pantai. Jika JLS itu terkoneksi dengan Trenggalek, akan banyak wisatawan, tapi lewat saja dan gak berhenti. Yang rugi siapa?. Wisatawan gak masalah kok jalan satu kilometer yang penting indah. Kalau dekat dengan pantai nanti banyak ruko ya gak ada bedanya sama di perkotaan,” sesalnya.(end)