MALANGVOICE – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Among Tirto, Kota Batu pada tahun 2021 menargetkan 1.200 pelanggan baru. Target pelanggan baru itu adalah masyarakat dengan berpenghasilan rendah.
Perumdam Among Tirto menargetkan masyarakat yang tinggal di Desa Oro-oro Ombo, Pesanggrahan, Kelurahan Sisir dan Ngaglik. “Pada 2021 rencananya menambah 1200-an pelanggan. Pendataan calon pelanggan yang kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sedang dikerjakan,” ungkap Direktur Utama Perumdam Among Tirto, Eddy Sunaedi, Sabtu (26/12).
1.200 pelanggan baru itu terdiri atas 750 sambungan rumah (SR) dan sisanya penertiban kran umum di Desa Oro-oro Ombo. Edi menyebut, kran umum yang ada di Desa Oro-oro Ombo hampir 50 persen milik Perumdam Among Tirto.
Kategori masyarakat yang berpenghasilan rendah mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2019 tentang Kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan Persyaratan Kemudahan Perolehan Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
“Di PUPR itu sudah ada tupoksinya. Antara lain, listrik tidak lebih dari 130 watt. Tidak boleh ASN, rumahnya tidak boleh bertingkat, dan tidak boleh ada mobil,” paparnya.
Tim survey akan melihat kondisi warga yang akan menjadi pelanggan. Pelanggan yang dianggap telah mentas dari kategori berpenghasilan rendah akan dipindahkan ke tingkat atasnya.
Angka proyeksi pelanggan baru Perumdam Among Tirto pada 2021 ini lebih tinggi dibanding 2020. Pada 2020, Perumdam Among Tirto menargetkan sekitar 800-an pelanggan baru. Jumlah itu lebih sedikit dibanding 2019 yang merealisasikan 1500 pelanggan baru.
“Pelanggan kami ada 15.700 orang saat ini,” kata Edi.
Edi juga menerangkan ada 300 warga yang masuk kategori pelanggan tunggu. Mereka mengajukan permohonan layanan saluran air ke Perumdam Among Tirto, namun belum bisa direalisasikan karena mengukur ketersediaan pasokan air.
300 warga ini juga masuk dalam rencana 750 SR, namun tim survey akan menelaah terlebih dahulu kondisi warga kategori pelanggan tunggu ini. Alasannya, untuk memastikan bahwa mereka betul-betul masuk kategori berpenghasilan rendah.
“Dari 300 ini kan tidak semuanya masuk kategori berpenghasilan rendah. Nanti tim survey kami akan memantau langsung,” ujarnya.
Perumdam Among Tirto tidak memberikan kewajiban kepada masyarakat untuk menjadi pelanggannya. Warga dibebaskan memilih untuk menjadi pelanggan atau tidak ketika ada tawaran dari petugas nantinya.
“70 persen air di Kota Batu digunakan oleh rumah tangga. Selebihnya digunakan sektor niaga dan pariwisata,” ujarnya.
Selama Pandemi Covid-19 melanda Kota Batu, konsumsi untuk sektor niaga dan pariwisata menurun. Sebaliknya, penggunaan air di sektor perumahan meningkat. Edi menduga, meningkatnya penggunaan air dari sektor perumahan karena banyak warga yang beraktivitas dari rumah.(Der)