Waqaf Sebagai Instrumen Ilahi untuk Mengentaskan Beban Umat

Dewan Pembina ACT dan Presiden Global Islamic Philantropy, Ahyudin Memberi Inspiring Speech (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation gelar acara Forum Bisnis Waqaf di Harris Hotel & Convention Hall, Minggu (22/11). Forum itu digelar dengan tema Waqaf Pangan Produktif Energi Kedaulatan Pangan Umat.

Dalam forum itu dihadiri beberapa pemateri kondang. Yakni, Coach Dr. Fahmi (coach bisnis “Grounded Business Coaching), M. Insan Nurrahman (Presiden Global Wakaf Foundation), Ghofar Rozak Nazila (Director of Business Operations Global Wakaf Corporation), Ustadz Dr. Ahmad Jalaluddin, Lc. (Ulama dan Pakar Ekonomi Syariah).

Forum tersebut dibuka Ketua Dewan Pembina ACT dan Presiden Global Islamic Philantropy, Ahyudin. Di dalam pembukaannya Ahyudin menyampaikan pesan-pesan pentingnya waqaf.

“Waqaf ini merupakan implementasi aqidah, tindakan penghambaan sebagai ibadah kepada Allah SWT,” tegasnya. Ia mengatakan bahwa waqaf adalah ruang ibadah milik setiap umat manusia.

Ahyudin mengatakan bahwa dengan berwaqaf, kita sedang melakukan melakukan perayaan kehidupan. Dalam perayaan itu kita sedang melaksanakan pembangunan kehidupan dan memimpin kehidupan.

Pasalnya dengan waqaf, seseorang menjalankan tugasnya untuk menyejahterakan sesama. Maka tidak ada beban berat yang ditanggung sendiri.

“Kebanyakan, kemauan untuk waqaf itu datang dengan jumlah yang banyak ketika ada bencana,” lanjut Ahyudin. Ahyudin melanjutkan bahwa bencana merupakan ayat-ayat Allah SWT yang harus dibaca.

Menurut Ahyudin, waqaf adalah instrumen yang datang dari langit untuk membantu satu sama lain. “Dengan instrumen dari langit ini kita bisa mengentaskan beban umat dalam rangka ibadah,” tambah Ahyudin.

Sejalan dengan itu juga, Presiden Direktur Global Wakaf Corporation Ghofar Rozak Nazila mengatakan bahwa peran Global Wakaf – ACT juga tidak hanya sebagai nazir yang menerima wakaf.

Tetapi bagaimana juga bisa membesarkan wakaf yang telah diamanahkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, dia mengambil contoh wakaf perusahaan.

Poin yang digarisbawahi oleh Ghofar adalah di levrage-nya, bagaimana perusahaan-perusahaan yang diamanahkan baik itu sebagian, apakah 2%, 5%, 10%, 50%, 100% itu bisa dibesarkan.

“Karena kalau tidak, itu bisa jadi cerita lama. Cuma tumpukan berkas, tumpukan aset, tumpukan daftar perusahaan wakif. Buat apa? Makanya kita akan membangun gerakan-gerakan,” kata Ghofar.

Ke depannya, Global Wakaf – ACT juga akan dibangun sebagai global brand agar jangkauannya mendunia dan terbuka untuk kolaborasi dengan publik. Selain itu Ghofar juga akan menjadikan sumber modal wakaf menjadi semacam Bursa Wakaf Indonesia sebagaimana Bursa Efek Indonesia.

Sehingga Wakaf bisa menjadi pengendali moneter. Dengan dua hal itu, wakaf bisa menjadi gaya hidup, kehidupan menjadi lebih berkah dan inflasi juga akan turun.

Efek di mana perlawanan pada kapitalisme dan oligarki, inflasi akan turun karena hak modal pokok tidak diwajibkan untuk berbunga dan naik keuntungan. Setiap uang yang diwakafkan jadi 0 dalam kacamata pertumbuhan added value-nya, atau interest rate-nya, atau bunga-berbunganya.

“Makanya jika inflasi kehidupan berbangsa kita turun, maka kemiskinan juga akan turun,” Ghofar menjabarkan. Oleh karenanya, Ghofar mengajak para pebisnis untuk tidak takut berbagi karena Allah.

“Rekan-rekan silakan rencana bisnisnya, pertumbuhan dan visinya, dan kalau memang yakin dan kemudian percaya dengan Global Wakaf kita akan diskusi dahulu dan jangan terburu-buru. Tentu, saya senang sekali bisa bergabung dengan rekan-rekan pengusaha di Malang mewujudkan cita-cita kebaikan,” pungkasnya.(der)