MALANGVOICE – Trial Game Asphalt seri ke empat di sirkuit Kanjuruhan, Malang berlangsung sengit. Setelah dua hari beradu speed dan skill, keluarlah para pemenang.
Di kelas FFA 250cc Moto 2, Farudilla Adam keluar jadi tercepat. Ia mengungguli pembalap lain seperti Tommy Salim dan Doni Tata.
Di kelas lain, 175 Open, Tommy Salim menjadi yang tercepat di atas Farudilla Adam dan Surya Narayana.
Atas hasil yang didapat, Farudilla Adam mengaku banyak bersyukur dan terima kasih atas semua support yang didapat.
“Terimakasih kepada supporter keluarga teman-teman atas doanya, akhirnya juara di kandang singa.Harapannya di grand final nanti akan berjalan dengan mulus,” kata pembalap asal Malang ini.
Menjadi juara umum memang jadi target Farudilla, namun hal itu dirasa tak mudah. Pasalnya pembalap top lain juha mengincar podium yang sama. Terlebih saat ini posisi poin tidak jauh berbeda.
Poin yang didapat Farudilla Adam hanya selisih tiga dengan Tommy Salim, yakni 184 dan 181 poin. Meski memimpin, Farudilla berupaya tetap fokus hingga putaran final di Semarang pada 6-7 Desember.
“Saya selalu optimistis untuk menjadi juara umum di TGA 2019, tapi saya juga berpikir dua kemungkinan, saya tetap optimistis, tapi kalau belum rezeki ya mau bagaimana lagi. Yang penting yakin, dan balap yang baik,” ujarnya.
Di lain pihak, Tommy Salim mengaku kurang puas dengan hasil tersebut. Ia membutuhkan poin untuk berlaga di Semarang pada seri selanjutnya.
“Kelas terakhir ini saya kesulitan, motor saya ada masalah suspensi, sehingga tidak bisa maksimal. Saya belum puas, karena target saya bisa meraih juara 1 untuk menjaga poin saya ke seri Semarang,” ujarnya.
Terkait beda poin tipis dengan Farudilla Adam, Tommy mengatakan akan terus berusaha mengejar. Beberapa evaluasi di race ke empat Malang akan jadi pelajaran.
“Persiapan akan saya maksimalkan motor dan stamina saya supaya bisa jaura umum FFA. Selisih 3 poin saja sekarang. Kalau Adam, dia sangat pede balapan di kotanya sendiri, targetnya memang juara satu. Persiapan saat Semarang waktu hujan, setingan suspensi dan menyiapkan ban hujan,” tuturnya.
Selain itu di race Kanjuruhan Malang juga melibatkan dari kelas komunitas. Tak kalah seru dengan aksi pembalap lain.
Salah satu perwakilan komunitas, Hammurabi Wisadono dari Supermoto Indonesia Surabaya, mengaku senang ikut TGA 2019 kali ini. Menurutnya race di Kanjuruhan bisa jadi wadah menyalurkan hobi.
“Animonya luar biasa semoga kedepannya ada chapter lainnya yang ikut juga. Saya Pribadi sudah 10 lebih ikutan, persaingan juga ketat jadi naik podium susah. Yang penting untuk saya eksistensi komunitas. Khusus di trial game menurut saya packagingnya sangat menarik,” singkatnya. (Der/Ulm)