MALANGVOICE – BPBD Kota Malang mencatat sejumlah 18 kejadian bencana selama Maret 2019. Meskipun intensitas hujan mulai menurun, bencana hidrometeorologi tetap patut diwaspadai.
Data yang dihimpun MVoice, ada 3 kali tanah longsor, 2 kali banjir, 8 kali kejadian kebakaran, 4 kejadian pohon tumbang dan 1 kali kejadian lainnya. Akibat bencana ini ada 17 rumah dan 3 drainase rusak. Analisis yang dilakukan Pusdalops BPBD Kota Malang menyebut kerugian akibat bencana mencapai Rp 580 juta lebih.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Handi Priyanto mengatakan, terdapat penurunan jumlah kejadian dibandingkan tahun sebelumnya di triwulan pertama, yakni sebesar 18 persen. Rinciannya terdapat 71 kali kejadian bencana selama triwulan pertama, tahun 2018.
“Pada bulan-bulan tersebut (tahun 2018) didominasi tanah longsor, pohon tumbang dan kebakaran. kerugian tercatat Rp 4,1 miliar,” jelas Handi dalam keterangan tertulis diterima MVoice.
Handi melanjutkan, pada periode Januari- Maret 2018 lalu, terdapat 1 korban jiwa dan 47 orang mengungsi akibat bencana. Sementara di bulan yang sama tahun 2019 tercatat 1 korban jiwa , 6 korban luka-luka dan 12 jiwa mengungsi.
“Rata-rata korban mengungsi akibat kebakaran rumah. Kalau korban luka akibat tertimpa pohon tumbang angin kencang, terjadi bulan lalu,” urai Handi.
Kejadian yang melanda Kota Malan membuat BPBD terus meningkatkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Selain terus melakukan sosialisasi berbagai sektor, imbauan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam bentuk pemantauan dan monitoring kawasan yang berpotensi terjadi bencana juga terus dilakukan.
“Tidak ada yang bisa memprediksi bencana kapan terjadi, tetapi pencegahan bisa dilakukan untuk mengurangi potensi dan kerugian yang diderita. Tanggung jawab ini tidak mutlak berada di BPBD saja sebagai unsur pemerintah, tetapi ada di tangan masyarakat dan dunia usaha juga,” pungkasnya.(Der/Aka)