Anak Korban Ledakan di Kota Batu Alami Luka Bakar 91 Persen

Suasana di depan IGD RSUD Karsa Husada Kota Batu, Jumat (18/5). (Aziz Ramadani / MVoice)

MALANGVOICE – Dampak ledakan rumah industri tahu di Kelurahan Temas mengakibatkan total lima korban jiwa, Jumat (18/5). Dengan rincian satu tewas, lainnya luka berat. Seluruh korban ditangani di RS Bhayangkara Hasta Brata dan Rumah RS Karsa Husada Kota Batu.

Direktur RSUD Karsa Husada, Tries Anggraini mengatakan ada tiga korban yang dirawat pihaknya. Yakni Zahra (6), Erina (8) dan Intan (24). Dua anak di bawah umur merupakan keponakan pemilik rumah industri tahu, Dedik Tri Widariyanto (41). Sedangkan Intan adalah kakak ipar Dedik.

“Grade luka bakar 2AB, besaran luas 91 persen. Anak ini (Zahra) tidak bisa ditangani di sini sehingga kami rujuk ke RSUD Saiful Anwar Malang,” kata Tries ditemui awak media.

Tries melanjutkan, selain menderita luka bakar 91 persen, Zahra juga alami luka serius pada saluran pernapasan akibat ledakan uap panas. Zahra dirujuk sekitar pukul 13.30 WIB setelah sebelumnya mendapatkan penangan awal.

“Sudah kami tangani pembersihan. Karena dikhawatirkan infeksi kuman yang masuk melalui kulit yang terbakar,” urainya.

Sedangkan dua korban lain, masih kata Tries, kini kondisinya mulai stabil. Pihaknya tengah menunggu untuk siap tindakan operasi. Detailnya, Erina (8 ) tidak terlalu berat dengan luka bakar 15 persen. Lalu Intan (24) luka bakar 20 persen

“Sudah dilakukan terapi, cairan infus. Ini untuk dipersiapkan lakukan tindakan operasi,” tutupnya.

Terpisah, jenazah Dedik Tri Widariyanto (41) sudah dievakuasi dari lokasi ledakan ketel uap pembuat tahu sekitar pukul 11.40 WIB. Jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Hasta Brata Batu. Sedangkan satu korban lagi Enik Susana (38) istri Dedik tengah mendapatkan perawatan intensif tim medis.

“Kondisinya membaik dan sadarkan diri. Eni juga bisa diajak berkomunikasi. Hanya ada luka tumpul di bagian kepala,” kata Dodik Bintoro, bagian humas RS Bhayangkara Hasta Brata Batu.

“Kami butuh waktu 8 jam untuk observasi. Tapi diajak bicara bisa,” tutup Dodik. (Der/Ery)