Ratusan Guru Dilatih Lestarikan Bahasa Jawa

Ratusan guru Mapel Bahasa Daerah mengikuti program pelatihan. (deny)

MALANGVOICE – Sedikitnya 100 guru Bahasa Daerah SMA/SMK dilatih melestarikan bahasa, sebagai implementasi Kurikulum 13, di Hotel Kartika Graha, hari ini.

Pelatihan digelar Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang. Salah satu nara sumber, Supriyono, mengatakan, Bahasa Jawa saat ini memiliki tantangan luar biasa baik dari internal maupun eksternal. Terlebih, saat ini Bahasa Jawa mulai langka di perkotaan.

“Jarang sekali orang tua, remaja terutama anak-anak yang berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan kaidah, aturan serta tingkatan bahasa yang ada,” kata Kepsek SMAN 7 Malang itu.

Kepala Dindik, Zubaidah, menyebut Kota Malang dikenal sebagai pelestari sejarah dan ingin menguatkan segi bahasa. Ia mencontohkan, di negara lain sangat mencintai budaya mereka sendiri. Sedangkan, di sini budaya semakin degradasi karena perubahan pola pikir dan perilaku.

“Karena itu saya setuju adanya program ini. Guru bisa bersemangat dan memotivasi anak didik belajar Bahasa Daerah,” jelasnya.

Bahasa Jawa, dikatakan Zubaidah, bisa mempengaruhi tindakan anak karena sopan dan santun. Selama ini ia menilai ucapan anak, terutama remaja terdengar kasar apalagi kepada orang tua.

Karena itu, Dindik sangat serius membahas pelatihan Bahasa Jawa dengan mendatangkan nara sumber berkompeten. “Saya akan anggarkan di APBD untuk program ini untuk membekali guru Bahasa Jawa. Kementerian Pendidikan juga diminta memberi bea siswa pada guru,” tutupnya.

Program pelatihan digelar selama tiga hari hingga 24 Oktober menghadirkan beberapa nara sumber, seperti Gunawan Dwiyono dari SMKN 11, Tri Suharsono dari SMAN 10, dan Suwardono guru SMAN 7.