8 Fakta Modin Meninggal saat Menikahkan Calon Pengantin

MALANGVOICE – Viralnya modin meninggal di Dusun Benel, Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, mendapat tanggapan dari keluarga pengantin pria dengan nenceritakan kronologisnya.

Fakta pertama modin yang diketahui bernama Supaat (55) warga Dusun Benel, Rt.03, Rw.01, Desa Baturetno, Kecamatan Singosari tersebut merupakan keluarga dari pihak pengantin perempuan.

“Kebetulan keluarga calon pengantin perempuan ada yang jadi modin. Jadi yang menikahkan modin itu,” ucap Supriyadi, orang tua mempelai pria, saat dikonfirmasi, Senin (31/1).

Baca Juga: Viral, Detik-detik Modin di Singosari Meninggal saat Menikahkan Calon Pengantin

Supriyadi menjelaskan fakta ke dua, awalnya prosesi ijab kabul berjalan lancar seperti pada umumnya.

Fakta ke tiga, modin tersebut sempat bertanya apakah pelaksanaan ijab kabul tersebut bisa dimulai, dan kesiapan mahar pengantin laki-laki.

“Saat ijab kabul anak saya, modin itu sempat bertanya ke anak saya apakah bisa ijab kabulnya. Anak saya bilang bisa, lalu tanya maharnya, anak saya jawab Rp200 ribu,” jelasnya.

Baca Juga: Klenteng Kwam Im Tong Kota Batu Tiadakan Upacara Sembahyang Perayaan Imlek

Fakta ke empat, setelah mengetahui besaran maharnya, lanjut Supriyadi, modin tersebut langsung mengajak bergurau.

Fakta ke lima, modin bicara cedal. Itu terjadi tiba-tiba ketika berbicara nominal uang mahar suara modin tersendat-sendat dan bicaranya cedal tidak jelas.

“Tiba-tiba pak modin bilang uang Rp200 ribu itu tersendat-sendat, seperti pelat-pelat (cedal,red) gitu. Setelah itu pak modin bilang, perjaka kok kasih mahar Rp200 ribu (tapi masih dengan cedal),” jelas Supriyadi sambil menambahkan kondisi itu membuat panik para undangan.

Baca Juga: Menko PMK Sebut Vaksin Merah Putih Diproduksi Bulan Juli 2022

Fakta ke enam, istrinya mengatakan Supaat (modin) memiliki riwayat darah tinggi, serta sempat makan masakan gulai dan sate kambing, hidangan dalam pernikahan tersebut.

“Saya panik waktu itu, lalu saya coba basuh mukanya pak modin, setelah itu malah nggeblak (roboh kebelakang). Kata istrinya itu punya darah tinggi, lalu sempat makan gule dan sate kambing. Setelah tahu tidak sadar itu, kami langsung bawa ke rumah sakit,” ulasnya.

Lebih lanjut, Supriyadi menjelaskan (sebagai fakta ke tujuh), ketika berada dalam rumah sakit, Supaat sempat mendapat pertolongan dari petugas rumah sakit, dan meninggal dunia sekitar pukul 13.00 siang tadi (Senin 31/1).

Fakta ke delapan Supriyadi menceritakan Supaat meninggal pada siang hari, tetapi pernikahan tetap berlangsung.

Baca Juga:Pasien Covid-19 Tanpa Gejala di Kota Malang Mendominasi

“Di rumah sakit itu sempat diinfus. Kami sampai rumah sakit itu jam 10 atau 11 gitu, lalu meninggalnya itu kira-kira jam 1-an siang. Tapi prosesi pernikahan tetap dilangsungkan,” pungkasnya.(end)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait