3 Pelatih Jatim Kantongi Lisensi Internasional, Harapan Pencak Silat Melenggang ke Olimpiade Makin Dekat

Tiga pelatih pencak silat Jatim mengantongi lisensi internasional. Satu diantaranya warga Kelurahan Dadaprejoz Kota Batu, yakni Edi Suhartono (tengah). (MVoice/istimewa).

MALANGVOICE – Kota Batu patut berbangga, khususnya masyarakat di bidang olahraga pencak silat. Salah satu pelatih silat asal Kelurahan Dadaprejo bernama Edi Suhartono lolos mengantongi sertifikat berlisensi internasional.

Lisensi pelatih didapatnya setelah mengikuti sertifikasi yang digelar di Padepokan Pencak Silat, Jakarta pada 9-13 Maret. Edi bersama dua pelatih lainnya asal Surabaya, yakni M. Yusuf dan Karyono ditunjuk mengikuti sertifikasi atas dasar rekomendasi IPSI Provinsi Jatim.

Ketiganya memenuhi beberapa kriteria antara lain sudah memiliki sertifikat pelatih nasional lebih dari dua tahun. Selain itu, pelatih yang direkomendasi harus memiliki sertifikat nasional lebih dari dua tahun. Pernah melatih tim negara (nasional), berusia dibawah 60 tahun dan ditunjuk oleh federasinya.

Baca juga:
Kisah Haru Pertemuan Hernik dan Keluarganya Setelah 37 Tahun Berpisah

Bolak-balik Diusulkan lewat Musrenbang, Penataan Kampung UMKM Rejoso Kandas

Atlet Pencak Silat Kota Malang Wakili Indonesia Tampil di World Martial Arts Union Korea

Lestarikan Budaya Tradisi, Kejurnas Perisai Diri Turut Kembangkan Sport Tourism

“Bersykur, kami sudah mengantongi sertifikat pelatih internasional ini, tentu kami pergunakan sebaik-baiknya untuk menggali banyak ilmu, agar bisa lebih meningkatkan prestasi pencak silat di Jawa Timur sampai ke dunia internasional,” ujar Edi yang juga menjadi pelatih tim pencak silat Jawa Timur dalam PON Papua.
.
Sertifikat ini dikeluarkan oleh Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa atau yang dikenal International Pencak Silat Federation (IPSF). Sertifikasi yang dilaksanakan ini, menurut Edi, baru pertama kali dilaksanakan dan diikuti 40 pelatih dari Indonesia dan 9 pelatih pencak silat dari luar negeri. Antara lain, Belanda, Philipina, Laos, Kamboja, Thailand, Singapore, Brunai, Malaysia dan Timor.

“Ini baru pertama kali ada sertifikasi pelatih internasional, di Jatim baru 3 orang. Tujuannya kalau semua pelatih pencak silat di semua negara paham akan peraturan, maka cita-cita pencak silat ditandingkan di Olimpiade akan semakin dekat. Pencak silat Goes to Olimpiade,” ujar Edi.

Sementara itu Sekretaris Jenderal PB IPSI Teddy Suratmadji, menyatakan sertifikasi pelatih pencak silat internasional terutama pula untuk menguatkan skill pelatih terkait perubahan peraturan pertandingan.

Pada peraturan pertandingan yang lama, terlalu banyak peraturan yang membuat wasit kerap menghentikan pertandingan. Dan hal itu jadi masalah besar ketika pencak silat di broadcast ke media elektronik secara live, karena penonton menjadi bosan dan airtime terbuang percuma.

“Aturan baru itu dibuat, karena jika ingin silat dipertandingkan di Olimpiade, maka pertandingan harus menarik. Lewat sertifikasi ini pelatih terus menggali dan memberikan pelatihan yang baik sehingga dapat mencetak pesilat yang berprestasi,” papar dia.