16 Bulan Lagi, Pasar Besar Batu Miliki Wajah Baru

Prosesi peletakan batu pertama dipimpin Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko. Hal ini sekaligus sebagai penanda proyek revitalisasi Pasar Besar Kota Batu siap dimulai (Pemkot Batu/Malangvoice)

MALANGVOICE – Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) di lokasi Pasar Besar Batu, Rabu (9/2). Hal itu menandakan jika pusat perekonomian tradisional itu siap untuk direvitalisasi.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko memberi sebutan baru, yakni Pasar Induk Among Tani Batu. Penyematan nama itu karena mayoritas penduduk Kota Batu bermata pencaharian sebagai petani, sehingga dengan dipertahankannya nama Among Tani agar bisa menjadi hal monumental.

“Pembangunan pasar besar yang menggunakan APBN mulai dilaksanakan dan akan berjalan 16 bulan ke depan. Kami berharap pembangunan berjalan lancar dan sukses, dengan begitu Pasar Besar Kota Batu bisa ramai kembali,” ujar Dewanti.

Lika-liku mewarnai proses perjalanan revitalisasi Pasar Besar Batu. Tarik ulur antara tuntutan sejumlah pedagang dan pemerintah sempat menghambat jalannya proyek yang juga masuk dalam program prioritas yang dituangkan dalam RPJMD 2017-2022 Kepala Daerah Kota Batu.

Proyek prestisius senilai Rp 200 miliar ini termaktub dalam Perpres nomor 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jatim. Anggarannya revitalisasi pasar seluas 4,5 hektar itu bersumber dari pemerintah pusat.

Revitalisasi pasar dikerjakan oleh PT Sasmito yang dinyakan sebagai pemenang tender dengan nilai penawaran sekitar Rp 151 miliar. “Ini satu-satunya pembangunan pasar tradisional terluas di Indonesia,” ujar Dewanti.

Sementara itu, Kadiskoumdag Kota Batu Eko Suhartono menekan Pasar Among Tani Batu nantinya akan beroperasi 24 jam.

“Mengingat nantinya juga akan ada ruang kuliner. Sehingga mampu memecah keramaian di Alun-alun dan meningkatkan perekonomian pedagang,” paparnya.

Eko juga membeberkan konsep dari pasar ini nantinya akan diubah dari unit menjadi zonasi. Untuk zonasi pertama di lantai bawah akan dijadikan zona basah, kemudian di zona dua yang diletakkan di lantai dua akan dijadikan zona kering, serta zona tiga yang berada di lantai tiga akan dijadikan food court.

“Yang jelas pasar ini tetap pasar tradisional yang diisi oleh warga Kota Batu dan dikelola secara profesional. Apakah tetap dari UPT atau BLUD masih akan dikaji lagi oleh kami dengan orang-orang berkompeten. Namun target akhir pasar ini juga menjadi jujugan wisatawan dengan adanya pembangunan pasar yang berkonsep green building atau bangunan hijau,” tandasnya.(der)