Rektor UMM: Kuliah jangan Disamakan dengan Mondok di Pesantren

Rektor UMM, Dra Fauzan, bersama mahasiswa baru saat peresmian pagi ini.

MALANGVOICE – Kegiatan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) 2016 di Universitas Muhammadiyah Malang hari ini turut menghadirkan dua tokoh nasional yaitu Menteri Sosial, Khofifah Indar Prawangsa dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir MSi.

Rektor UMM, Drs Fauzan mengatakan, kehadiran dua tokoh itu diharapkan dapat menginspirasi dan memberikan informasi luas kepada mahasiswa.

“Kita ingin memperoleh informasi lebih banyak dari tangan pertama. Momen seperti ini menurut saya adalah langkah strategis untuk menghadirkan mereka. Apalagi audiencenya juga tidak hanya dosen saja, melainkan seluruh mahasiswa baru,” katanya saat ditemui MVoice di kantornya beberapa menit lalu.

Baca juga: Pesmaba UMM 2016 juga Diikuti 188 Maba Asing, Rendra: Mandiri Kunci Sukses!

Rektor juga berharap kegiatan Pesmaba UMM bisa menjadi wahana mahasiswa baru mengenal lingkungan dan budaya kehidupan kampus UMM. Pendidikan karakter di UMM juga dilanjutkan dengan kegiatan P2KK (Program Pembentukan Kepemimpinan dan Karakter) yang berlangsung selama tujuh hari dan wajib diikuti seluruh maba sesuai jadwal yang ditentukan.

Karakter yang kuat itulah, lanjutnya, yang memperkuat daya juang mahasiswa untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu yaitu 3,5-4 tahun.

“Studi di kampus berbeda dengan sekolah pondok pesantren. Semakin lama Anda mondok, ilmunya semakin matang dan alim menjadi orang berilmu tinggi sehingga membanggakan. Tetapi kalau di kampus, semakin cepat semakin bagus. Oleh karena itu paradigmanya adalah kuliah ini jangan disamakan dengan mondok,” tandasnya