Pidato di KTT PBB, Eni Lestari Akan Sampaikan Masalah Buruh Migran

Ketua IMA, Eni Lestari (kanan) akan berpidato dalam acara pembukaan KTT PBB.(Miski)
Ketua IMA, Eni Lestari (kanan) akan berpidato dalam acara pembukaan KTT PBB.(Miski)

MALANGVOICE-Ketua International Migrant Alliance (IMA), Eni Lestari, mengakui, ada tiga pokok persoalan buruh migran yang akan disampaikan dalam acara pembukaan KTT PBB.

Pembukaan KTT berlangsung di Kantor Pusat PBB, di New York, Amerika Serikat, 19 September. Sebanyak 1.900 orang akan hadir dalam acara tersebut.

“Saya diberi waktu tiga menit untuk pidato soal isu pekerja migran di hadapan pimpinan negara, tokoh dunia dan tamu undangan,” kata dia, di Omah Munir, Minggu (28/8).

Baca juga: Komnas Perempuan Dukung Eni Lestari Suarakan Masalah Buruh Migran di KTT PBB

Pertama, semua negara harus mengutamakan hak dan kesejahteraan buruh migran dibanding kepentingan bisnis dan keuntungan. Krisis migran dan penindasan semakin parah, karena menjadikan buruh migran sebagai alat mempercepat keuntungan.

“Jangan jadikan buruh migran sapi perah negara. Namun, pikirkan juga kesejahteraannya,” ungkap warga Kediri ini.

Kedua, pemerintah di negara penerima harus mengakui dan menerima buruh migran sebagai manusia dengan mengintegrasikan buruh migran secara ekonomi, sosial dan budaya. Jangan membuat aturan memisah dan menjadikan buruh migran sebagai masyarakat kelas dua atau budak.

“Buruh migran berkontribusi besar di negara penempatan. Karena itu jangan hanya dilihat sebagai tenaga kerja, tetapi juga manusia. Selama ini kami tersisihkan dan disekat,” jelas Koordinator Persatuan BMI Tolak Overcharging itu.

Ketiga, pemerintah negara pengirim tidak lagi menjadikan buruh migran sebagai strategi pembangunan atau menjual rakyatnya dan dibiarkan dieksploitasi tanpa ketegasan hukum.

“Tidak ada satu pun negara di dunia yang berjaya melalui keuntungan dari mengekspor tenaga kerja. Filiphina misalnya, 50 tahun menjual rakyatnya tidak ada hasilnya,” tegas dia.