MALANGVOICE – PO Bagong resmi mengakuisisi bus Puspa Indah. Puspa Indah melayani trayek Malang-Jombang, Malang-Kediri, dan Malang-Tuban.
Semula, garasi atau tempat parkir kendaraan bus Puspa Indah di daerah Dinoyo atau disamping depan Unisma. Setelah dibeli HM Anton yang tak lain Wali Kota Malang, Puspa Indah pindah ke Jalan Ir Soekarno di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Ada 60 an lebih armada bus milik Puspa Indah. Satu tahun terakhir hanya 40 an bus yang beroperasi. Hal itu lantaran kehadiran kompetitor, PO Bagong yang beroperasi di jalur sama.
Secara kualitas, Puspa Indah kalah dengan bus Bagong. Selain armadanya baru semua, juga dilengkapi AC. Sedangkan, armada Puspa Indah kendaraan lama non AC, sehingga banyak penumpang beralih menggunakan bus Bagong.
“Sebelumnya, pemasukan ke perusahaan dan karyawan lebih dari cukup. Namun, semenjak ada kompetitor, pemasukan turun drastis,” kata Koordinator karyawan Puspa Indah, Yoyok Sugianto, Rabu (18/1).
Jumlah sopir yang aktif sampai sekarang ada 74 orang, kondektur 76 orang dan 10 orang kernek.
Mereka lantas meminta uang kompensasi ke pemilik Puspa Indah, masing-masing karyawan menginginkan Rp10 juta. Meliputi uang pesangon dan jaminan.
Namun, pemilik menawar setiap karyawan hanya mampu diberi Rp2 juta. Jumlah tersebut dinilai terlalu kecil, mengingat pengabdian dan dedikasi karyawan selama ini.
“Untuk kesehatan ada dari perusahaan. Asuransi jiwa dan lainnya tidak ada, itu kesalahan kita. Apalagi belum ikut serikat pekerja,” lanjut Yoyok.
Baca juga: Karyawan Puspa Indah Tagih Uang Pesangon
Baca juga: Karyawan Puspa Indah Minta Konpensasi Rp10 Tiap orang
Ia tidak tahu pasti tahun berapa Puspa Indah mulai beroperasi. Diperkirakan tahun 1980 an Puspa Indah milik Geovani Hartono ini dijalankan.
“Tahun 1981 sudah ada teman-teman yang kerja, yang jelas karyawan di sini semua bekerja lebih 25 tahun,” jelasnya.
Selepas dari berhenti sebagai kondektur, Yoyok memilih mencari kerja lain. Ia enggan masuk dalam bagian PO Bagong.
“Kalau saya, lebih baik kerja lain. Kalau teman-teman mau gabung ya silahkan. Itu hak mereka, kami di sini hanya berjuang supaya dapat kompensasi dari perusahaan lama,” harap dia.
Hal senada dikemukakan Ali basit. Ia belum memikirkan akan bekerja apa selepas berhenti sebagai sopir.
“Anak-anak saya sudah pada berkeluarga. Mungkin saya di rumah sambil kerja yang ringan. Anak-anak pasti melarang jika saya mencari kerja lagi,” ungkapnya.
Sementara, pemilik PO Puspa Indah enggan dikonfirmasi perihal penjualan perusahaannya. Namun, saat mediasi dengan perwakilan karyawan, perusahaan merugi karena pemasukan lebih kecil daripada uang yang dikeluarkan untuk operasional dan gaji.
“Biaya ganti ban, spare part cukup besar. Sedangkan pemasukan terus turun, alasan perusahaan dijual,” ungkap salah satu pimpinan perusahaan.
Dikonfirmasi terpisah, Pemilik PO Bagong, Hary Susilo, mengaku, tertarik membeli PO Puspa Indah lantaran pemiliknya memilih pensiun.
Hary menepis apabila akuisisi ini dilaukan karena Puspa Indah bangkrut.
“Pak Hartono sudah tua, apalagi tidak ada yang meneruskan usahanya. Makanya kami tertarik, semata-mata menyelematkan perusahaan mitra,” kata dia kepada MVoice.
Hary tidak memberitahu pasti berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengakuisisi Puspa Indah.
Nantinya, bus eks Puspa Indah akan menggunakan nama lain di bawah perusahaan baru.
“Masih kami rahasiakan, tapi trayeknya tetap seperti yang lama,” ungkap dia.
Disinggung soal nasib karyawan Puspa Indah, Hary mengaku bukan tanggung jawabnya. Kendati demikian, ia akan memprioritaskan karyawan eks Puspa Indah nantinya.
“Jika ikut mendaftar, kami prioritaskan mereka. Sebisa mungkin karyawan Puspa Indah bekerja dbagi kami,” harap dia.
Dengan tambahan armada ini, tambah Hary, pelayanan bagi masyarakat akan lebih maksimal. Ia pun mengajak masyarakat agar senantiasa memilih kendaraan umum.
“Kami terus berbenah, untuk kenyamanan penumpang. Salah satunya ada fasilitas AC,” pungkas dia.