Yayasan Rumah Solusi Inisiasi Pelatihan PPGD Usai Kecelakaan di Jalur Bromo

MALANGVOICE – Kecelakaan yang terjadi di jalur wisata Gunung Bromo memantik aksi cepat dari Yayasan Rumah Solusi. Mereka segera menggelar pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) sebagai langkah antisipatif dan edukatif bagi para pelaku wisata.

Insiden tersebut terjadi Senin dini hari (12/5) sekitar pukul 02.30 WIB di Jalan Raya Gubuklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Sebuah mobil berpenumpang 9 orang termasuk sopir terjun ke jurang sedalam tiga meter. Beruntung, tak ada korban jiwa, meski seluruh penumpang mengalami luka-luka.

Ketua Yayasan Rumah Solusi, Hermin Susanti, menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk meningkatkan pemahaman relawan dan pelaku jasa wisata tentang keselamatan berkendara dan cara memberikan pertolongan saat darurat, khususnya dalam kasus kecelakaan lalu lintas.

Siapkan SDM Lewat Beasiswa, Gubernur Khofifah Ingin Anak Jatim Isi Pos Strategis di Indonesia Emas 2045

“Sebagai penyedia jasa transportasi wisata ke Bromo, seharusnya keselamatan dan kenyamanan penumpang jadi prioritas. Bukan malah mengejar jumlah wisatawan sebanyak-banyaknya hingga mengabaikan dua hal krusial itu,” ujar Hermin.

Sebagai catatan, wisatawan yang ingin menuju kawasan Bromo via Tumpang, Malang, harus menggunakan kendaraan khusus seperti Jeep untuk melewati medan terjal menuju lokasi wisata yang populer hingga mancanegara itu.

Namun, Hermin mengaku kerap menerima laporan soal pengemudi Jeep yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berkendara secara ugal-ugalan. Hal ini dinilai membahayakan, bukan hanya bagi penumpang, tapi juga bagi citra wisata Bromo sendiri.

“Karena itu kami merasa perlu menggelar kegiatan edukatif soal cara berkendara yang benar. Kami juga akan mengajak semua pihak yang terlibat di ekosistem wisata Bromo,” tambahnya.

Sarasehan ini rencananya akan melibatkan komunitas pemandu wisata, penyedia jasa transportasi, dan para sopir Jeep. Narasumber akan didatangkan dari Kepolisian Lalu Lintas untuk memberikan pemahaman soal keselamatan di jalan, serta tim medis dari RS Hermina yang akan melatih peserta dalam praktik PPGD.

Gagasan ini mendapat dukungan penuh dari perwakilan Paguyuban Jeep Bromo, Wildan alias Bemo. Ia menyebut langkah ini sangat tepat untuk menjaga citra positif Bromo di mata wisatawan.

“Saya mewakili paguyuban sangat mendukung kegiatan ini. Kita tidak ingin penghasilan kami dari wisata justru tercoreng karena kelalaian yang bisa dicegah,” ujarnya.

Wildan menekankan pentingnya menciptakan pengalaman aman dan nyaman bagi wisatawan selama perjalanan menuju Bromo, agar mereka bisa menikmati keindahan alam tanpa rasa khawatir.

“Kami sangat menantikan pelatihan ini. Sudah waktunya kita berbenah dan jadi lebih profesional,” pungkasnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait