Wisuda ke-68, ITN Malang Terus Komitmen Cetak SDM Berkualitas

Mahasiswa berprestasi ITN Malang. (istimewa)

MALANGVOICE – ITN Malang menggelar wisuda ke-68. Total lulusan periode II tahun 2022 ini berjumlah 575 wisudawan, terdiri dari 61 diploma, 500 sarjana, dan 14 wisudawan pascasarjana 14.

Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, mengatakan, ITN akan selalu mewujudkan visi misi mengembangkan SDM berkualitas.

“Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini para mahasiswa, dilakukan proses pembelajaran dalam membentuk karakter dan meningkatkan pengetahuan keilmuan dalam bidang studi yang diikutinya,” kata dia.

Baca Juga: Sidomulyo Floral Festival 2022, Pemantik Kebangkitan Bisnis Florikultura Kota Batu

Membentuk SDM unggul, dikatakan Abraham Lomi, selain meningkatkan ilmu dalam segala bidang, ITN juga melibatkan mahasiswa dalam ketaatan beribadah, wirausaha, serta manajerial dan kepemimpinan.

Untuk mendukung program tersebut, di dalam kampus telah dibangun Masjid, Gereja, dan Pura pada lokasi yang berdekatan di Kampus II ITN Malang. Hal ini dimaksudkan untuk melatih para mahasiswa dalam membangun toleransi dan kerukunan dalam beragama.

Ia mengapresiasi kepada wisudawan terbaik dan berharap menelorkan karya-karya serta inovasi untuk diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat.

Lulusan Terbaik ITN Malang

Salah satu lulusan terbaik ITN tahun ini adalah Kadek Wahyu Adi Pratama. Ia merupakan mahasiswa Teknik Sipil S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mahasiswa asal Bali ini meraih IPK 3,77 dan menjadi wisudawan terbaik di prodinya.

Putra pasangan Made Suastika, dan Ni Nyoman Suardani ini tidak menyangka bisa menjadi salah satu wisudawan terbaik ITN Malang. Pasalnya, ia tidak mempunyai dasar dan pengetahuan tentang jurusan teknik sipil. Mengikuti teman-temannya Kadek masuk ke ITN Malang. Makanya, saat semester satu Kadek sempat kaget. Bukan soal mata kuliah menghitung, melainkan teori yang membuatnya kaget dan perlu lebih banyak beradaptasi.

“Saya juga ada pengalaman tidak tidur satu hari gara-gara ada deadline mengerjakan tugas yang harus segera dikumpulkan. Karena tugasnya banyak dan harus lekas selesai. Lumayan sulit juga bagi kami mahasiswa awal semester satu,”

Kadek menceritakan ikut terlibat dalam rancangan jembatan curah Kobokan yang menghubungkan Malang dan Lumajang, Jawa Timur.

Jembatan yang rusak akibat erupsi Semeru beberapa waktu lalu. Ada andil besar Kadek Wahyu dalam rancangan jembatan sebelum dibangun.

“Saya mendesain ulang menggunakan pelengkung di atas lantai kendaraan menggunakan box baja. Eksisting jembatan awalnya menggunakan beton bertulang di bawah lantai kendaraan,” ujarnya.(der)