Wisatawan Mancanegara Ikut Meriahkan Gebyar Bantengan Nuswantara 2019 di Kota Batu

Pertunjukan bola api di finis depan Rumah Dinas Wali Kota Batu, Minggu (4/8). (Humas for MVoice)
Pertunjukan bola api di finis depan Rumah Dinas Wali Kota Batu, Minggu (4/8). (Humas for MVoice)

MALANGVOICE – Gebyar Bantengan Nuswantara 2019 tak hanya menyedot perhatian warga Kota Batu saja. Tapi juga menyedot perhatian wisatawan mancanegara, Minggu (4/8).

Sebanyak dua belas wisatawan mancanegara turut memeriahkan kegiatan seni tersebut. Mereka mengenakan seragam layaknya peserta lain yang mengikuti Bantengan Nuswantara.

Rodrigo Calderon warga asal El Salvador tampak menjiwai saat berada di tengah-tengah kerumunan banteng. Ia bersama sebelas warga asing lainnya tampak kalap saat memerankan banteng dalam pertunjukan Bantengan Nuswantara, di Kota Batu.

Mereka juga jadi tontonan ribuan warga Kota Batu yang mengerumuni garis finish di depan Rumah Dinas Wali Kota Batu.

Diiringi suara pecutan keras, saat sang pawang banteng yang diperankan Abah Agus memberikan minum banteng, Rodrigo terlihat sangat kehausan layaknya banteng sedang kehausan. Ia menyiramkan air kembang dari sumber di Kota Batu. Lalu air tersebut diberikan untuk banteng yang kehausan.

Rodrigo mengikuti kegiatan ini dan memerankan banteng karena sangat kagum dengan budaya di kota Batu dan Malang Raya.

“Saya diajak oleh abah Agus, kebetulan saya juga sangat mencintai kesenian. Jadi saya ikut saja,” ungkapnya.

“Sebelumnya saya belum pernah memainkan Bantengan. Tapi pernah memainkan kesenian Kuda Lumping,” tutupnya.

Menurutnya kesenian Bantengan merupakan wujud untuk menggugah semangat. Kesenian bantengan ini adalah kesenian yang ia kagumi selain kesenian di Bali. Selama pertunjukan, tak henti-hentinya suara pecutan itu berhenti. Diiringin pula musik tradisional yang menggugah pemain untuk beratraksi.

Sementara, Panitia Bantengan Nuswantara, Pendik Fradana. (31) mengatakan jika ratusan pelaku seni yang tergabung dalam Bantengan Nuswantara sebagai eksistensi kesenian bantengan yang telah menjadi salah satu budaya Indonesia.

Dan sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan budaya ini. Oleh karena itu, para peserta diruwat terlebih dahulu.

“Festival Bantengan Nuswantoro ini sebagai ajang silaturahmi antar pegiat kesenian bantengan. Dari jumlah 105 peserta yang mengikuti, ada 50 peserta dari Kota Batu, sementara sisanya dari luar daerah,” ujar warga asal Sukun, Kota Malang itu.

Kegiatan ini juga salah satu cara untuk melestarikan kesenian khas di Kota Batu dan Malnag Raya. Supaya masyarakat juga tidak meninggalkan dan lupa akan kesenian yang sudah mendarah daging ini.(Der/Aka)