Wisata Bromo Tutup Sementara Mulai 21 – 24 Juni

MALANGVOICE – Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan ditutup sementara untuk Upacara Ritual Yadnya Kasada. Penutupan dimulai 21 Juni hingga 24 Juni.

Kepala Balai Besar TNBTS C Hendro Widjanarko menerangkan, sesuai dengan penanggalan kalender Tengger pada tahun ini, puncak ritual jatuh pada 21-22 Juni 2024. Oleh karena itu, kegiatan wisata Gunung Bromo ditutup secara total mulai Jumat 21 Juni 2024 pukul 00.00 WIB hingga Senin 24 Juni 2024 pukul 24.00 WIB.

“Penutupan kegiatan wisata Gunung Bromo ini dalam rangka pelaksanaan rangkaian Upacara Ritual Yadnya Kasada tahun 2023,” katanya.

Baca Juga: Semangat Berbagi di hari Raya Iduladha, MPM Honda Jatim Salurkan Hewan Kurban

Perayaan Idul Adha, Polres Batu Sediakan 7 Ekor Sapi dan 36 Ekor Kambing

Kebijakan ini sesuai dengan Surat Edaran Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Probolinggo perihal batasan pengunjung ke kawasan Bromo pada Upacara Ritual Yadnya Kasada tahun 2024.

Dalam upacara ritual Yadnya Kasada ada sejumlah jalur menuju Gunung Bromo yang ditutup selama periode tersebut. Antara lain, jalur dari arah Probolinggo ditutup di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura. Kemudian, dari arah Pasuruan ditutup di Pakis Bincil, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari. Begitupun dengan jalur via Malang.

“Dari arah Malang dan Lumajang ditutup di Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo,” bebernya.

Dalam pelaksanaannya, Yadnya Kasada dilakukan dengan menggelar sesembahan berupa sesaji Ia menambahkan, asal-usul Upacara Kasada erat kaitannya dengan legenda Rara Anteng dan Jaka Seger. Kedua sosok ini juga menjadi nenek moyang Suku Tengger, yang berasal dari gabungan nama keduanya, yaitu Anteng dan Seger menjadi Tengger.

“Sejak saat itu, keturunan Rara Anteng dan Jaka Seger selalu memberikan sesembahan setiap bulan Kasada hari ke-14, yang sekarang dikenal dengan nama Upacara Kasada atau Yadnya Kasada,” jelasnya.

Upacara Yadnya Kasada ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur dari masyarakat Tengger yakni dengan memberikan sesembahan kepada Sang Hyang Widhi, sebagai manifestasi dari Batara Brahma. Juga, sebagai bentuk penghormatan. Mereka memohon agar hasil panen selalu berlimpah, serta dijauhkan dari musibah dan bahaya.

Tradisi bagi masyarakat Tengger menjelang perayaan Yadnya Kasada adalah ritual mendhak tirta. Ritual mendhak tirta ini adalah pengambilan air suci di lima lokasi yaitu, Air Terjun Madakaripura, Goa Widodaren, Pura Rondo Kuning, Mata Air Sumber Pitu dan Mahameru.

Masyarakat Tengger berbondong-bondong menuju titik untuk pengambilan air suci.
“Air suci yang diambil dari lima sumber mata air berbeda tersebut selanjutnya dikirab dan dibawa ke Pura Luhur Poten yang berlokasi di Gunung Bromo untuk dijadikan sebagai salah satu perlengkapan upacara Yadnya Kasada,” tutupnya.(Der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait