Warta 12 Tawarkan Pilihan Hidup di Galeri Raos

Predator Oktober karya Gembyak (fathul)

MALANGVOICE – Empat belas perupa tergabung komunitas Warta 12 menggelar pameran lukisan dan seni instalasi di Galeri Raos, Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu.

Ada 25 lukisan dan 2 instalasi yang dipamerkan dengan tema “Which Way” atau ”Jalan yang Mana”. Para perupa ini ingin menunjukkan berbagai jalan kesenian yang bisa dipilih, sebagai cermin sebuah kehidupan.

Ke 14 seninan ini adalah Anthony Wibowo, Agoes D Soe, Antonius S, Andi Harisman, Bondan Wahjoedi, BR Andre, Didik Mintadi, Esther, Feny Rochbein, Gembyak, Lilik Indrawati, Sandy, Sayekti Pribadiningtyas, dan St Rubi. Mereka memajang karyanya sampai malam ini.

Ora Er Labora karya Esther (fathul)
Ora Er Labora karya Esther (fathul)

Dua karya instalasi yang dipamerkan merupakan karya seniman terkenal asli Malang, Karyono Gembyak, yakni Salib Kehidupan dan Predator Oktober. Sedangkan 25 lukisan lain, terdiri aliran realis dan absurd mewakili 13 perupa lainnya.

Karyono Gembyak, saat ditemui MVoice, mengatakan, di Indonesia jalan berkehidupan terdiri dari berbagai pilihan. Mulai dari berbuat kejahatan hingga melakukan kebaikan-kebaikan.

Menurut pencipta Tentara Geni Pelajar (TGP) di Stadiun Gajayana ini, semua pilihan manusia sesuai dengan keyakinan. Sebagai seniman, ia dan kawan-kawannya menunjukkan jalan-jalan yang telah dan akan dipilih, meskipun kadang menjadi bumerang bagi kehidupan orang lain.

Dalam karya Predator Oktober, misalnya, Gembyak ingin menunjukkan bahwa beberapa orang memilih menjadi orang jahat pada saat Oktober 1965. Ia tidak menyalahkan salah satu kubu, namun semua orang yang memilih jalan kekerasan itu salah.

Sedangkan dalam instalasi Salib Kehidupan, sambung Gembyak, ia menambahkan gambar-gambar pewayangan yang sedang gembira. Ia ingin membeberkan, jika jalan salib yang dulu dilakukan dengan penuh derita, kini malah sebaliknya.

“Kalau dulu dalam menegakkan kebenaran, Yesus harus merasakan perihnya jalan salib. Namun kini, orang bersuka cita. Menemukan jalan salib sudah berbeda, sekarang orang penuh suka cita,” katanya resah.

Beberapa lukisan yang bisa dinikmati pengunjung seperti lukisan berjudul Puncak Keemasan karya Agus D Soe yang menggambarkan pengrajin batik sedang merampungkan dan memandangi karya megahnya.

Kemudian lukisan Sayekti Pribadiningtyas berjudul Temptation, melukis beberapa kuntum mawar merah yang memancarkan keteduhan. Ditambah lukisan seorang perempuan membawa alat musik yang juga meneduhkan, berjudul Saat Teduh karya Esther.

“Dari karya-karya ini, kami ingin menggambarkan kalau pilihan hidup itu tidak saklek, ada jalan-jalan yang harus kita lewati, dan semua itu kondisional,” tandasnya.-