MALANGVOICE – Penolakan warga terhadap rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk mengalihfungsikan Hotel Radho di Kawi, Klojen, Kota Malang sebagai safe house, tak membuat Wali Kota Malang, Sutiaji, mundur.
Sutiaji tetap akan melanjutkan rencana tersebut lantaran saat ini tengah berada di situasi darurat kesehatan. Isolasi Terpadu (Isoter) ini dinilai akan menjadi salah satu solusi untuk menangani permasalahan isolasi bagi pasien Covid-19 di Kota Malang.
“Ya saya mohonlah masyarakat memaklumi. Masak ada saudaranya meninggal dunia malah menyelamatkan diri sendiri. Kita hidup di sini adalah hidup bermasyarakat. Dia berkeliaran juga di kawasan lain bukan di RW itu aja. Tolong ini juga menjadi komitmen kita semua jadi tidak bisa kita lokalisasi,” ujarnya saat ditemui di Balai Kota Malang, Jumat (23/7).
Pria nomor satu di Kota Malang itu, mengatakan, pasien Covid-19 hanya menjalani isolasi di safe house Isoter di Hotel Radho itu selama tiga sampai empat hari khusus bagi yang sudah tidak bergejala.
Sedangkan untuk yang masih bergejala akan melakukan isolasi di safe house di Gedung BKPSDM Jalan Kawi, Kota Malang.
Baca juga: Warga Menolak Penggunaan Hotel Radho Ditempati Pasien Isoman, Ini Alasannya
“Kan kalau yang positif itu isolasi 14 hari. Nah biasanya setelah 10 hari berjalan sudah tidak bergejala sehingga sisa empat hari masa isolasi akan dipindahkan ke safe house Isoter di hotel Radho,” terangnya.
Mekanisme semacam itu yang menjadi salah satu alasan Pemkot menempatkan safe house Isoter di Hotel Radho. Terlebih jarak untuk mentransfer pasien dari BKPSDM menuju safe house Isoter tidak terlalu jauh.
“Kenapa saya taruh di situ karena akses dari rumah isolasi Kawi. Keputusan itu juga sudah berdasarkan kajian,” terangnya.
“Makanya itu saya sampaikan kalau ada yang nolak terus ini kan ya lucu. Ini sudah darurat sekali dan bagaimanw kita berbagi dan menyadarkan kita semua,” tandasnya.
Sebagai informasi rencananya Pemkot Malang akan menghadirkan safe house Isoter di lima kecamatan yang ada di Kota Malang.(end)