MALANGVOICE – Klenteng Eng An Kiong Malang menggelar upacara Sung Sien atau ‘Mengantar Roh Suci’ menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek 2570, Selasa (29/1).
Diikuti para penganut Khong Hu Cu, Tao dan Buddha Mahayana Kota Malang, momentum itu juga jadi ajang mendoakan pemilu presiden (pilpres) agar aman.
Humas Yayasan Klenteng Eng An Kiong Bunsu Anton Triyono, mengatakan, tahun ini merupakan Tahun Babi Kayu yang merupakan tahun sangat berbahagia.
“2019 ini bangsa Indonesia akan laksanakan Pilpres. Harapan kami semoga senantiasa aman lancar, sentosa,” kata Anton ditemui awak media.
Meskipun, lanjut dia, sambutan perayaan Imlek tahun ini tidak dilakukan dengan euforia yang berlebihan, namun mereka senantiasa bersyukur. Karena tahun baru akan dibuka kembali. Pihaknya juga berharap agar bumi ini selalu lestari sepanjang zaman
“Imlek merupakan musim semi awal. Makanya sambut dengan rasa gembira. Karena sangat mendukung untuk kaum petani, nelayan, dan peternak,” jelasnya.
Sebelumnya, belasan warga Tionghoa menggelar prosesi ibadah dengan khusyuk di klenteng yang dibangun sejak tahun 1825 silam itu. Sung Sien sendiri dilaksanakan setahun sekali, tepatnya sepekan sebelum tahun baru Imlek. Upacara ini bertujuan mengantarkan Roh Suci Para Dewa untuk menghadap Yang Maha Kuasa. Sung memiliki arti para roh suci, sedangkan Sien berarti menghantarkan.
“Para suci ini adalah para leluhur kami. Ibadah ini menghantar para suci naik ke surga untuk laporkan perbuatan di dunia sepanjang tahun 2018,” urai pria juga aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama ini.
Bunsu Anton menambahkan, upacara ini juga menjadi tanda sembahyang akhir di tahun 2018.
“Ini juga sebagai ibadah untuk membuat klenteng ini suci kembali,” pungkasnya.
Sembahyang dilaksanakan di hadapan setiap altar para dewa Kong Hu Cu, Buddha Mahayana dan Tao yang ada di Klenteng Eng An Kiong. Upacara dimulai dari altar Tuhan Yang Maha Esa, dilanjutkan ke altar Fu Tek Cen Sen, We Tho Poo Sat, Khung Wang, Chia Lan Yhe, Thay Sue Yhe, Jen Wang Yhe, She Cia Muni Fuk dan lain selanjutnya. Sebanyak 24 altar memenuhi kelenteng yang kini berusia sekitar 194 tahun itu. (Der/Ulm)