MALANGVOICE – Warga di sejumlah titik di Kota Malang beberapa pekan terakhir kesulitan mendapat air bersih. Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji, mengaku sudah mengetahui kondisi itu.
Hanya saja, Sutiaji tidak banyak berbicara terkait penyebab utama krisis air itu, yakni konflik yang melibatkan PDAM Kota Malang dan Pemkab. “Beberapa waktu lalu sudah dilimpahkan kepada Sekda (Sekretaris Daerah) supaya ada pertemuan dengan Pemkab Malang,” ujarnya kepada MVoice, Senin (6/11).
Pertemuan itu, lanjut Sutiaji, sudah pernah dilakukan. Meski demikian, dia belum mendapat laporan terkini perihal hasil pertemuan itu. “Saya belum konfirmasi ke Pak Sekda,” imbuhnya.
Di sisi lain, untuk solusi jangka pendek saat ini pihaknya meminta PDAM Kota Malang memaksimalkan suplai air melalui tangki. Dia mengatakan, saluran air yang terdampak kemungkinan yang memanfaatkan Sumber Pitu.
“Sumber Pitu kabarnya ada pengurangan debit, namun saya belum tahu kepastiannya. Kalau memang kurang dari sana, harus dicari sumber lain barangkali bisa,” tandasnya.
Sutiaji menjelaskan, Sumber Pitu baru dimanfaatkan belum lama ini, untuk mendukung program 100-0-100, terutama di kawasan Kota Malang bagian selatan. Program 100-0-100 ini adalah 100 persen ketersediaan air bersih, 0 persen lingkungan kumuh dan 100 persen ketersediaan sanitasi yang sehat sebagaimana Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum.
“Selanjutnya nanti harus dicarikan solusi. Kami ajukan telaah kemampuan terkait dengan debit air. Kalau memang ada pengurangan debit, harus tahu dasarnya apa,” pungkasnya.(Coi/Yei)