Warga Karangploso Keluhkan Aroma Sampah, Tunggu Janji Bupati Malang Buatkan Jembatan Penghubung Dua Desa

Tumpukan sampah di TPA Ngijo, Karangploso. (Mvoice/Toski D).

MALANGVOICE – Warga Dusun Kasin, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso mengeluhkan aroma tidak sedap dan lalat akibat sampah yang menumpuk di Desa Ngijo.

Salah satu warga Dusun Kasin, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Achmad mengatakan, aroma tidak sedap tercium sampai di sini, bahkan lalat pun mengganggu.

“Aromanya tercium sampai sini, apalagi kalau anginnya ke barat, tercium semakin tajam. Lalatnya juga banyak. Lihat saja sendiri,” keluhnya.

Menurut Achmad, bau sampah tersebut berasal dari TPA yang ada di Desa Ngijo, dan berdasarkan informasi yang diperoleh, TPA itu sudah tidak aktif.

“Kalau tidak aktif, kenapa masih bau sampah. Katanya mau dipindah dan akan dibangun jembatan, tapi sampai sekarang kok belum dipindahkan sampah itu,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Ngijo, Kecaman Karangploso Mahdi Maulana mengatakan, TPA tersebut sudah dipindah dan tidak difungsikan.

Terlebih di sekitar lokasi akan dibangun jembatan yang menghubungkan dua desa, Ngijo dan Ampeldento.

“Kami sudah menindaklanjutinya, tapi warga Desa Ngijo berharap Pemkab Malang segera membangun jembatan itu. Apalagi Bupati Malang HM Sanusi, satu tahun lalu saat berkunjung, menjanjikan membangunnya,” ungkap Mahdi, Jumat (27/5).

Menurut Mahdi, jembatan tersebut hanya untuk melewati sungai kecil dengan kedalaman dari permukaan cuma tiga meter, lebar 10 meter, serta panjangnya cukup 20 Meter.

“Jembatam itu menghubungkan Desa Ngijo dan Apeldento dengan perkiraan biaya sekitar Rp200 Juta. Saya pengalaman membangun beberapa fasilitas desa sehingga tahu perkiraannya,” jelasnya.

Arti penting jembatan penghubung ini, selain untuk penunjang mobiltas masyarakat, ternyata juga diyakini mendongkrak ekonomi warga.

Pihak desa sudah mengalokasikan lahan satu hektar untuk kawasan wisata kuliner yang dapat menampung 100 lapak.

“Di desa kami ada 15 RW, nantinya tiap RW akan dapat jatah beberapa lapak biar adil dan merata,” tegasnya.

Dengan potensi ekonomi yang besar tersebut, mewakili warga setempat, Kades terus mendesak Pemkab Malang untuk segera merealisasikan janji tersebut.

Bahkan pihak Pemdes Ngijo telah mengajukan proposal sejak lama. Sayang masyarakat harus menunggu janji Bupati Sanusi tanpa kepastian.(end)