MALANGVOICE – Wali Kota Malang, Sutiaji, tampaknya kewalahan menghadapi badai Covid-19 sehingga minta dukungan ke lima perguruan tinggi.
Bagi orang nomor satu di Kota Malang ini Isolasi Terpusat (Isoter) memang menjadi atensi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk menekan kasus Covid-19 yang tak kunjung mereda.
Meski begitu, minimnya Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kota Malang menjadi salah satu permasalahan yang tak kunjung mendapatkan solusi.
Menghadapi masalah itu, Wali Kota Malang meminta lima perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran di Kota Malang membantu menyelesaikan permasalahan nakes tersebut.
Lima perguruan tinggi itu antara lain Universitas Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan terakhir Politeknik Kesehatan (Poltekes) Malang.
“Saya nanti minta 5 perguruan tinggi itu sebagai penanggung jawab dari masing-masing Isoter,” ujarnya, Ahad (15/8).
Sutiaji berharap dengan permintaan ini, kelima perguruan tinggi tersebut bisa bekerja sama menerjunkan dokter dan Nakes membantu menangani pasien Covid-19 terutama untuk pengoperasian Isoter.
“Saya sudah telepon ke Prof Dr Nufil (Rektor UB) terus saya nyambung (telepon) ke kepala RS UB nanti menyampaikan untuk merujukkan dokter-dokter yang sudah koas-koas itu,” tuturnya.
“Plus (tambahan nakes) dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) nanti akan bergabung memberikan pendampingan pada masyarakat,” imbuhnya.
Sebagai informasi Kota Malang memiliki empat Isoter bagi pasien Covid-19 yang tersebar di beberapa kecamatan.
Empat Isoter itu antara lain Safe House Kantor BPSDM Jalan Kawi (246 bed), di Gedung SKB Blimbing (26 bed), Gedung VEDC Arjosari (56 bed), serta Rusunawa Tlogowaru dengan kapasitas 60 bed.(end)