Wali Kota Malang Dorong Perusahaan Beri Ruang Disabilitas untuk Bekerja

Wali Kota Malang Sutiaji menyapa warga pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Provinsi Jawa Timur di Alun- Alun Kabupaten Jombang (14/12). (Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Sutiaji menyapa warga pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Provinsi Jawa Timur di Alun- Alun Kabupaten Jombang (14/12). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Pemkot Malang beri perhatian masyarakat disabilitas dalam haknya mendapatkan ruang beraktivitas, termasuk lapangan pekerjaan. Perusahaan yang ada di wilayah Kota Malang diimbau memberikan kesempatan berkarir.

Setidaknya ada 1.323 penyandang disabilitas di Kota Malang. Rinciannya, 779 orang dewasa dan 544 anak-anak. Dari jumlah penyandang disabilitas di usia produktif, masih sedikit yang sudah terjun ke dunia kerja.

“Ini memang menjadi salah satu ladang garapan dan perhatian kami (Pemkot Malang). Tantangan terbesar adalah mendorong kepada para pelaku usaha untuk memberikan ruang kesempatan kepada saudara disabilitas untuk dapat terlibat dalam proses produksi dan kerja,” kata Wali Kota Malang Sutiaji dalam keterangan tertulisnya usai menghadiri puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Provinsi Jawa Timur di Alun- Alun Kabupaten Jombang (14/12).

Secara teknis, lanjut dia, memang belum terdata rinci. Ada berapa persen yang sudah terakomodir dalam dunia kerja.
Ada beberapa faktor yang menjadi kendala bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh kesempatan kerja. Salah satunya terkait kurangnya informasi perusahaan atau instansi mana yang membuka lowongan.
Serta masih ada penyandang disabilitas yang tidak percaya diri mengembangkan bakat atau minat untuk mengikuti pelatihan keterampilan.

” Untuk itu program -program pendampingan serta pelatihan kepada disabilitas terus didorong untuk dikuatkan,” katanya.

Sutiaji menambahkan, Pemkot Malang melalui Dinas Sosial pada tahun 2019 juga telah memberikan pelatihan kepada para penyandang disabilitas serta bekerjasama dengan komunitas peduli disabilitas, juga menggelar Festival Vokasi #TemanDisabilitas. Dalam even tersebut, penyandang disabiltas dilatih kemampuan atau soft skill agar mereka dapat bersaing menghadapi dunia kerja.
Sebab berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), hanya 25 persen penyandang disabilitas di Indonesia yang bekerja, baik di sektor formal maupun informal.

“Dalam kaitan hal itu, saya minta kepada Perangkat Daerah teknis untuk langkah awal, dilakukan pemetaan terkait minat dan bakat yang dimiliki penyandang disabilitas di Malang. Setelah itu, jenis pelatihan yang diberikan sesuai dengan mapping kemampuan dan minat tersebut,” pungkasnya.(Hmz/Aka)