Wahyu Indah Mayasari, Menari Hingga ke Luar Negeri…

Si jago tari, Wahyu Indah Mayasari (deny/malangvoice)

MALANGVOICE – Satu lagi warga Kota Malang berhasil membuat kagum dunia. Dialah Wahyu Indah Mayasari, si cantik yang jago tari dengan prestasi membanggakan.

Sebenarnya dia berasal dari daratan Blambangan, Banyuwangi. Maya, begitu ia akrab disapa, sudah dikenal banyak orang, terutama penikmat seni. Wanita kelahiran 17 Oktober 1991 itu memang kerap melenggak-lenggok menari di berbagai kota, bahkan hingga luar negeri.

Rusia, London, dan Hongkong adalah kota terkemuka dunia yang pernah ia kunjungi untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia kepada tamu besar kebudayaan di sana.

Tentu semua tidak datang begitu saja. Bakat saja pun tidak cukup, tapi harus diimbangi tekad yang kuat.

Bakat yang dimiliki Maya sendiri berasal dari keluarga. Ia menyebut beberapa anggota keluarganya yang mahir di bidang seni.

“Keluarga memang berdarah seni. Kakek, selain veteran, beliau juga suka ‘nyeni’, mama ikut wayang orang, masku nyanyi sama main musik, beda-beda,” ungkapnya bangga.

Maya kecil sudah piawai menari, sudah berani tapil di lomba tari, baik di SD-nya maupun kampung. Beranjak dewasa, ia pun mengembangkan bakatnya. Gelar sarjana pendidikan didapat setelah menempuh pendidikan S1 Jurusan Seni Tari di Universitas Negeri Malang (UM), 2014 silam.

Gemilang pun di depan mata. Di tahun yang sama, Maya beserta empat temannya, dengan mengatasnamakan tim Kota Malang, berhasil menjadi juara 1 pada ajang Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) di Singkawang, Kalimantan Barat, tepatnya di bulan Februari.

Saat ditemui MVoice, dia menceritakan ihwal kemenangan itu.

Ternyata dia tak menyangka bakal hasil mengalahkan 50 peserta lain dari berbagai kabupaten dan kota se-Indonesia.

Bungsu dari tiga bersaudara itu, ketika itu membawakan tari ‘Gading Alit’, yang menceritakan kisah cinta wanita muda. Dia dan teman-temannya mengaku tampil maksmimal, meliak-liuk di atas panggung, dengan kostum khas nan glamour, hingga menarik perhatian juri dan penonton. Alhasil, para juri memilih tim Kota Malang sebagai yang terbaik.

Karir tari Maya tidak berhenti di situ. Masih di tahun 2014, ia diundang Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan budaya tari, dengan tujuan awal Rusia. Perasaan bahagia seketika dirasakannya. “Waduh pokoknya seneng banget, mas,” katanya lagi, dalam sebuah kesempatan.

Sejak itu, tawaran demi tawaran untuk tampil pun membanjir. Hingga akhirnya ia harus sering bolak balik ke bandara untuk memenuhi panggilan mengenalkan tradisi Indonesia ke berbagi Negara, menampilkan semua tarian Nusantara.

Saat ini wanita berambut panjang itu tengah mengajar seni tari di Paguyuban Peminat Seni Tradisional (PPST) SMPN 24 Malang, di sela kesibukan aktifitas menarinya.

“Awal Februari 2015 saya baru masuk ke sini, menularkan bakat seni tari ke anak-anak, biar mereka ikut menjaga budaya sejak dini,” harapnya.

Kini, di usia ke-23, harapan besar masih ada padanya. Kesempatan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional masih terbuka luas. Terus berkarya demi bangsa, Maya!