MALANGVOICE – Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar atau riskesdes, jumlah ibu menyusui di Indonesia hanya mencapai 42 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari membenarkan hal itu. Dia juga mengatakan, jumlah ibu menyusui di Kota Malang lumayan tinggi tapi belum maksimal yaitu 78.5 persen.
Dijelaskan, penyebab utama seorang ibu memilih tidak menyusui karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI. Selain itu, banyak ibu muda yang menghadapi kesulitan pada pengalaman pertama menyusui. Karena merasa kesulitan itulah yang kemudian membuat sebagian besar ibu menyerah dan lebih memilih susu formula.
“Padahal bayi menyusu itu sifat reflek alami. Jadi manfaatkan sebaik mungkin untuk pemenuhan gizinya. Ini yang menjadi perhatian kami (Dinkes), masa depan bayi itu. Oleh karena itu kita galakkan IMD, Inisiasi Menyusui Dini,” katanya saat dihubungi MVoice.
Dia mengimbau para ibu untuk tidak mudah menyerah dan akhirnya memilih susu formula. Menurutnya, gizi terlengkap untuk bayi baru lahir hanya pada ASI. Susu formula selain gizinya kurang lengkap, bisa berdampak pada kesehatan sistem pencernaan bayi.
“Susu formula bisa menyebabkan fili atau jonjot usus pada bayi rusak,” katanya