Wacana Pengurangan Sampah Plastik di Kota Batu Mencuat

Masyarakat berfoto dengan latar objek patung yang dibuat dari limbah plastik. Patung bermaterial limbah plastik itu dipajang di sekitar Balai Kota Among Tani Kota Batu. (MG1/Malangvoice)

MALANGVOICE – Kota Batu menyuarakan pengurangan penggunaan kantong plastik sejak 2019 lalu. Hal itu sebagai upaya meminimalisir timbulan sampah plastik yang sulit diurai dan berdampak buruk terhadap lingkungan.

Kebijakan untuk membatasi penggunaan kemasan plastik juga dituangkan dalam Perwali Kota Batu nomor 81 tahun 2019. Namun muatan yang ada dalam regulasi itu lambat laun menguap dan dampaknya belum tampak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Aries Setyawan mengakui, regulasi itu belum optimal karena lemahnya implementasi. Sehingga tahun 2022 ini, cita-cita Kota Batu bebas sampah plastik kembali digalakkan.

“Sebetulnya program itu sudah ada. Cuma belum optimal dari segi implementasi,” tutur dia.

Volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung mencapai 110-120 ton per hari. Bahkan saat masa liburan, ketika wisatawan membanjiri Kota Batu, volume sampah bisa meningkat hingga 158 ton per hari. Proporsi jenis sampah yang masuk ke TPA Tlekung, 48 persen sampah anorganik dan 52 persen organik.

Jika tak ditangani secara terpadu dan holistik, maka TPA Tlekung akan kehilangan daya tampung. Sehingga upaya mengurangi sampah plastik akan diberlakukan mulai dari tempat-tempat usaha.

“Penggunaan kantong plastik dimulai dari toko, rumah makan, retail. Nanti akan ada tim pengawas terkait implementasi kebijakan itu,” ujar mantan Camat Batu itu.

Sebagai pijakan awal mengurangi sampah plastik, DLH Kota Batu menggelar event ‘1001 Manusia Sampah’ yang digarap secara kolaboratif bersama unsur-unsur masyarakat. Melalui event itu, sampah-sampah plastik dikonfigurasi dalam sebuah patung berbentuk anatomi tubuh manusia.

Patung-patung manusia berbahan limbah plastik itu kini menghiasi sepanjang Jalan Panglima Sudirman. Tepatnya mulai dari Balai Kota Among Tani hingga Rumah Dinas Wali Kota Batu. Ketika ditransformasikan dalam sebuah seni instalasi, maka material plastik itu bukan lagi dianggap sampah.

“Event ini sekaligus untuk memantik dan mensosialisasikan pengurangan sampah plastik,” tukas Aries.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko merasa takjub dengan kreasi masyarakat dalam mendaur ulang sampah menjadi karya patung manusia yang indah.

“Sebagian sampah yang kita pakai ada bekas kemasan makanan minuman,dan ternyata ketika dikumpulkan bisa dijadikan karya yang indah, Inisiasi DLH ini bisa menyadarkan kita semua untuk bisa memilah sampah dari rumah,” ujar Dewanti.(der)