Usai Jembatan Dau Ambrol, Kini Jembatan Pakisaji Juga Ambrol

Kondisi Jembatan yang ambrol. (Istimewa).
Kondisi Jembatan yang ambrol. (Istimewa).

MALANGVOICE – Belum lama ini, jembatan Dusun Krajan yang menghubungkan Desa Gading Kulon dan Desa Selorejo, Dau, akibat diterjangan banjir lumpur pada Kamis (30/1) lalu ambrol, kini juga terjadi di jembatan Dusun Binangun, Desa Genengan, Pakisaji.

Pasalnya, jembatan di Pakisaji tersebut, putus total akibat tergerus aliran air sungai lantaran derasnya arus sungai karena curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Malang beberapa hari ini.

“Ini jembatan penghubung antar dua Desa, yaitu Desa Jatisari dan Genengan. Jembatan ini merupakan jalur utama warga untuk beraktivitas,” ucap salah satu warga sekitar, Sumiyar, saat ditemui awak media, Selasa (3/3).

Akibat putusnya jembatan tersebut, lanjut Sumiyar, sedikitnya ada lima Desa yang terdampak. Dengan adanya peristiwa tersebut, masyarakat pengguna jembatan tersebut harus memutar lebih jauh lagi.

“Jembatan ini memang sudah tua, dibangun pada Tahun 1984. Warga akhirnya harus memutar sejauh tiga Kilometer. Untuk sementara kami betulkan dengan menggunakan titian bambu,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Romdhoni menyampaikan, sebenarnya jembatan tersebut tidak terdaftar, namun dirinya masih mengupayakan secepatnya akan diperbaiki.

“Jembatan tersebut swadaya masyarakat. Tapi, tetap kami akomodir, kami upayakan ditahun ini (2020) akan diperbaiki,” ungkapnya, saat ditemui awak media, Selasa (3/3).

Di sisi lain, Kepala Bidang Pemeliharaan, DPUBM Pemkab Malang, Suwignyo mengatakan, jembatan tersebut memiliki bentangan sejauh 30 meter, dan lebar 1,5 meter.

“Jembatan itu berdiri diatas sungai Metro. Dipergunakan untuk roda dua. Jika memungkinkan di awal tahun bisa dikerjakan tahun ini. Tapi, jika masuk di PAK, ya baru bisa tahun depan (2021),” pungkasnya.(Hmz/Aka)