Usai Dipanggil Kadindik Kota Malang, Teman Korban Jelaskan Kronologi

ilustrasi. (Personnel Today)
ilustrasi. (Personnel Today)

MALANGVOICE – Pasca viralnya video siswa kelas 7 SMPN 16 Malang, MS (13) yang menahan sakit lantaran diduga dibully oleh teman-temannya, kini para terduga pelaku dan para saksi itu pun dipanggil oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang untuk memberikan keterangan.

Baca Juga: Dirawat Intensif, Jari MS Sempat Dinyatakan Bakal Diamputasi

Ditemui di Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang usai Kepala Sekolah melaporkan kejadian ini, Ilham dan Wisnu yang merupakan teman korban beserta para saksi kemudian mulai menceritakan kronologisnya di depan awak media, Jumat (31/1).

Ilham pun lantas menceritakan kronologisnya, yakni awal mula kejadian pada Rabu (15/1) MS yang merupakan korban sedang duduk di pelataran masjid sekolah. Lalu, datang temannya berinisial R. R berniat bergurau membatalkan wudhu MS. Lalu kemudian R mendorong kaki MS.

“Terus saya tarik kakinya. Kemudian MS bilang ‘Ham jangan ditarik’ ya saya lepaskan. Pas saya lepaskan, MS jatuh karena didorong R itu,” bebernya.

Ilham yang melihat korban jatuh bermaksud menolong dengan mengggendong MS untuk dipindahkan ke dalam masjid. Karena ia tidak kuat, maka ia memanggil Wisnu. Di sini, tiba-tiba datang teman-teman yang lain bergerombol yang mana Ilham dan Wisnu tidak kenal.

“Pas kami menggendong MS, dikira mereka kami bercanda. Habis itu mereka ikut ngangkat. Saya sama Wisnu ngira itu menolong. Ya sudah saya sama Wisnu ngelepasin pegangan saya, dan MS jatuh lagi,” tambahnya.

Lantas kemudian mereka yang diduga berjumlah tujuh anak itu masih menggendong MS. Namun, tak lama, pegangan mereka dilepaskan satu persatu. Mulai dari kaki hingga badan hingga mengakibatkan MS terjatuh.

“Nggak lama setelah jatuh, MS bilang nge-blank dan gelap nggak kelihatan sama sekali,” imbuhnya.

Tak lama, Ilham dan Wisnu kemudian menolong kembali MS dan memindahkan ke Masjid. “Pas itu, mereka juga ikut, kemudian MA dipindah di pot bunga. MS kayak mau jatuh. Dari situ saya nggak tahu lagi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pada keesokan harinya (Kamis, 16/1), kaki kiri MS sudah dalam keadaan diperban. Ia dan kawan-kawan dari Badan Dakwah Islam (BDI) sempat mendatanginya. MS mengaku kakinya sakit lantaran didorong. Kemudian pada hari Sabtu (18/1/2020), MS sudah terlihat sehat. Ia sudah tidak mengenakan perban. Bahkan ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

Terkait jari tangannya yang lebam dan bengkak, menurut keterangan Ilham dan Wisnu, itu disebabkan MS kerap kali terjepit ikat pinggang. Terutama ketika MS sedang terburu-buru.

Bahkan luka di jari itu makin parah, terlebih ketika MS sempat terpeleset dan terduduki temannya pada saat di masjid kampung.

Dari kejadian itulah kemudian tangan MS mulai membengkak. Hari Senin (21/1) dan Selasa (22/1) MS mulai tidak masuk sekolah.

“Masuk lagi setelahnya. Lalu sakit, hingga saat ini tidak masuk sekolah,” imbuhnya.

Ilham dan Wisnu bahkan sempat membesuk MS. Saat itulah, MS mengaku jika ia juga dipukuli oleh orang yang tak dikenalnya.

“MS bilang katanya waktu di masjid waktu salat dia dipegangi sambil dipukuli. Kurang tahu itu temannya atau bukan. MS takut bilangnya. Jadi tidak tahu kakak kelas atau teman sekelasnya,” tandasnya.(Der/Aka)