Usai Diarak Keliling, Raksasa Seram Dibakar

Pawai ogoh-ogoh usai prosesi sembahyang tawur kesanga di Lapangan Junggo Kota Batu, Jumat (16/3). (Aziz / MVoice)
Pawai ogoh-ogoh usai prosesi sembahyang tawur kesanga di Lapangan Junggo Kota Batu, Jumat (16/3). (Aziz / MVoice)

MALANGVOICE – Puncak dari upacara tawur kesanga (tawur agung) adalah pawai ogoh-ogoh. Patung dirupakan raksasa berwajah seram itu diarak umat Hindu kemudian dibakar bersama.

Usai melakukan berbagai ritual sembahyang, sejumlah 12 ogoh-ogoh berbagai ukuran diarak dari Lapangan Junggo ke arah perkampungan. Setiap ogoh-ogoh minimal digotong 8-10 orang. Dua di antaranya ada ogoh-ogoh berukuran kecil tidak lebih dari 1 meter tingginya. Untuk ini yang menggontong para anak-anak. Mereka terlihat senang meskipun sempat diguyur hujan.

“Ogoh -ogoh perlambang sifat butakala (raksasa) serakah dan rakus. Makanya kemudian disucikan dan dibakar agar pergi jauh-jauh dari pikiran umat manusia,” kata Pariyanto Ketua PHDI Kota Batu kepada MVoice, Jumat sore (16/3).

Ogoh-ogoh, lanjut dia, merupakan hasil biaya mandiri warga. Cukup membuatnya kaget karena banyak yang didatangkan dari umat hindu dari luar Kota Batu.

“Ini menunjukkan ada semangat umat untuk lebih baik lagi,” tukasnya.(Der/Aka)