Unisma Bangun Kerja Sama dengan Kampus di Uzbekistan

Rektor Unisma di Uzbekistan seusai MoU. (Istimewa)
Rektor Unisma di Uzbekistan seusai MoU. (Istimewa)

MALANGVOICE – Universitas Islam Malang (Unisma) menjalin kerja sama dengan kampus di Uzbekistan. Unisma juga menugaskan salah satu dosen bahasa Indonesia-nya untuk mengajar di Uzbekistan. Prayitno Trilaksono mengajar program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di Tashkent State Institut of Oriental Studies.

Rektor Unisma, Prof Masykuri mengatakan, kampus Unisma memang baru saja menandatangani MoU dengan Tashkent State Institut of Oriental Studies di Uzbekistan, Sabtu (3 /3). Kerja sama yang dibangun adalah dibidang tridarma perguruan tinggi, secara khusus di bidang pengembangan pengajaran dan kajian bahasa dan budaya Indonesia (ke Indonesiaan).

“Ini juga upaya internasionalisasi Unisma dan bahasa Indonesia,” tukasnya.

Selain itu, sebagai wujud nyata kerja sama, Tashkent State Institute of Oriental Studies akan mengirimkan mahasiswa nya untuk belajar bahasa dan Budaya Indonesia di Unisma pada musim panas tahun 2018 ini.

Pada waktu yang bersamaan, Rektor Unisma juga berkunjung ke Uzbekistan State University of World Languages (USUWL) dalam rangka pembahasan rencana kerja sama di bidang pertukaran mahasiswa dan pendirian Uzbekistan corner di Unisma.

Masykuri menilai kerja sama ini sangatlah strategis mengingat kedua negara, Uzbekistan dan Indonesia memiliki hubungan historis dan sama sama merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim.

Lebih lanjut, salah satu dosen bahasa Indonesia asal Uzbekistan, Sanjar Turdiev Komilovich, menuturkan kerja sama di bidang Pengajaran BIPA (Bahasa dan Budaya Indonesia untuk Penutur Asing) akan sangat dibutuhkan karena akan banyak wisatawan Indonesia yang pergi berlibur ke Uzbekistan untuk mengujungi (berziarah) ke makam-makam tokoh Islam dunia seperti Imam Bukhori dan Imam At Turmudi yang merupakan perowi hadits yang masyhur.

“Selain untuk tujuan wisata religi, para wisatawan manca negara juga banyak yang tertarik untuk menyaksikan secara langsung jalur sutra di Uzbekistan yang terkenal dalam sejarah perdagangan dunia,” pungkas dia.(Der/Aka)