UM Terpilih Pendanaan Project 4 in 1 Senilai 48,2 Juta USD

MALANGVOICE – Universitas Negeri Malang (UM) menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan pendanaan Project 4 in 1 dari the Islamic Development Bank (IsDB).

Dalam konsorsium 4 in 1 ini, UM mengemban tugas menjadi Pusat Unggulan (Center of Excellence) bidang Learning Innovation dan memperoleh pendanaan senilai 48,2 juta USD.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menegaskan bahwa pendanaan 4 in 1 IsDB di UM tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak hanya digunakan untuk membangun fasilitas fisik, namun juga memperkuat kualitas sumber daya manusia di UM.

“Kita berharap investasi ini menjadi modal sebagai upaya meningkatkan daya saing bangsa,” katanya pada acara groundbreaking pembangunan gedung kuliah bersama UM, Senin (17/9).

Sementara itu, Rektor UM, AH. Rofi’uddin, mengatakan bahwa Project 4-in-1 IsDB tersebut akan dimanfaatkan untuk komponen ‘hard program’ dan ‘soft program’.

Perlu diketahui, komponen ‘hard program’ meliputi pembangunan dua gedung kuliah bersama dan infrastrukturnya, pengadaan alat dan perangkat laboratorium, serta pengadaan buku dan jurnal ilmiah.

Sedangkan komponen soft program meliputi program beasiswa doktoral ke luar negeri, program non-gelar dalam dan luar negeri, pengembangan kurikulum, program transfer kredit, program akreditasi internasional, hibah penelitian, dan konsorsium penelitian.

Rofi’uddin menambahkan, sasaran utama Project 4-in-1 IsDB di UM adalah revitalisasi Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk mendukung penguatan daya saing bangsa. Untuk lingkungan regional Asia Tenggara, LPTK di Indonesia harus bisa mempersiapkan lulusan yang bisa bersaing dengan lulusan pendidikan guru dari negara lain.

“Oleh karena itu, melalui Project 4-in-1 IsDB ini, UM sebagai Center of Excellence untuk LPTK di Indonesia akan dan terus mempertajam kompetensi lulusan. Tidak hanya kompetensi yang dipersyaratkan oleh UU tentang guru dan dosen, namun juga mengacu pada AQRF (Asean Qualification Reference Framework),” jelasnya.(Der/Aka)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait