Udara Kota Malang Bakal Dipantau Alat Khusus Bernama AQMesh

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Agoes Edy Poetranto. (Muhammad Choirul)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Agoes Edy Poetranto. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Udara di Kota Malang bakal dipantau dengan Air Quality Monitoring System (AQMesh) atau alat ukur pemantau kualitas udara. Rencananya alat itu bakal dipasang di kawasan Alun-Alun Kota Malang, Maret mendatang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Agoes Eddy Poetranto mengatakan, rencana pengadaan dan pemasangan alat ukur pemantau kualitas udara itu sudah digagas, 2017 silam. Kemudian ditindaklanjuti melalui pengajuan hibah ke Kementerian Lingkungan Hidup, 2018 lalu.

“Jadi, ini kami dapatkan hibah dari Kementerian Lingkungan Hidup. Di Jawa Timur ada dua yang mendapatkan hibah, yaitu Kota Malang dan Kota Surabaya,” kata Agoes, Rabu (27/2).

Agoes menambahkan, idealnya sesuai dengan kebutuhan, Kota Malang memerlukan empat alat ukur udara. Namun akibat harga AQMesh ini tidak murah, bahkan mencapai Rp 6 miliar. Pemerintah Kota Malang memilih untuk mengajukan hibah. Pemkot Malang bakal kembali mengajukan proposal ke beberapa pengusaha atau melalui corporate social responsibility (CSR). Utamanya yang memang peduli terhadap lingkungan hidup.

“Harapannya tahun depan ada lagi tambahan bantuan dari pengusaha karena tahun ini proposal juga sudah mulai kami susun,” sambung dia.

Penempatan alat di kawasan Alun-Alun Kota Malang sendiri telah sesuai dengan hasil survei Kementerian Lingkungan Hidup. Alat tersebut akan terpasang dilengkapi monitor. Sehingga masyarakat dapat memantau langsung kualitas udara di Kota Malang.

“Informasinya akan terkoneksi dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Masyarakat yang hendak berolahraga atau menghirup udara segar dapat memanfaatkan informasi yang ada dari alat ukur tersebut,” pungkas mantan Kasatpol PP ini.(Der/Aka)