UB Raih Juara II Kategori Literatur Review di Ajang Density

Kontingen UB meraih prestasi dalam Dental Science for Dentinst and Student Competency. (Istimewa)

MALANGVOICE – Momentum Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2018 kali ini terasa indah bagi Universitas Brawijaya (UB). Betapa tidak, kado manis baru saja dipersembahkan dari ajang Dental Science for Dentinst and Student Competency (Density).

Dari event bergengsi yang berlangsung di Universitas Baiturrahmah Padang, 28 April lalu ini, kontingen UB membawa pulang gelar juara II kategori literatur review. Prestasi membanggakan ini didapat atas kontribusi tim yang terdiri dari empat orang anggota dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG).

Tim beranggotakan Andrawina Aisyah, Andi Maghfira dan Savira Putri Dianti, ditambah dosen pembimbing drg Viranda Sutanti MSi. Mereka sukses menyajikan karya ilmiah berupa Inovasi Salivary Neuroelectrostimulator Dalam Perawatan Xerostomia pada Penderita Kanker Kepala-Leher Disertai Edentulous.

Perasaan bangga, senang dan haru menyelimuti seluruh awak tim yang rata-rata masih duduk di bangku kuliah semester enam. “Alhamdulilah, tentu ini prestasi yang membanggakan. Namun tidak lantas membuat kami semua cepat berpuas diri,” ujar Andrawina mewakili tim dan kontingennya, Rabu (2/5).

Mahasiswi FKG UB angkatan 2015 ini berharap prestasi ini tak mandek begitu saja. Namun juga menghasilkan manfaat positif bagi dunia kesehatan sekaligus menginspirasi mahasiswa lainnya untuk berpacu meraih prestasi serupa.

“Kami berharap seluruh mahasiswa FKG, khususnya UB, agar bisa lebih aktif ikut serta di ajang kompetisi bergengsi terutama bidang ilmiah,” tutur Wina, sapaan akrab perempuan cantik itu.

Menurutnya, bukan hanya kompetensi ilmiah yang diasah dari ajang tersebut. Lebih dari itu, event ini sekaligus sarana menjalin pertemanan dengan mahasiswa seluruh Indonesia.

“Hal itu juga bermanfaat untuk mengasah soft skill sebagai bekal menjadi dokter gigi nantinya,” imbuh dara yang juga dikenal sebagai drummer band Knight Furry ini.

Gadis manis berkacamata ini lantas menyebut alasan logis soal pendapatnya tersebut. “Karena dokter gigi itu selain harus terus menambah wawasan juga harus punya networking dengan teman sejawat sebanyak mungkin,” pungkasnya. (Coi/Ery)