Tuntut Upah Dibayar, Belasan Perwakilan Pekerja Rusunawa ASN Gelar Aksi Demo

Aksi Damai Belasan Pekerja Rusunawa ASN. (Toski D).
Aksi Damai Belasan Pekerja Rusunawa ASN. (Toski D).

MALANGVOICE – Peresmian Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Malang diwarnai adanya aksi damai yang dilakukan oleh belasan perwakilan pekerja.

Mereka menuntut agar haknya dipenuhi. Hak tersebut berupa upah selama bekerja membangun Rusunawa tersebut.

Aksi ini, digelar di area block office Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Jalan Trunojoyo, Kepanjen, Rabu (11/12).

Salah satu Koordinator aksi Bang Jay mengatakan, dirinya bersama teman-temannya menggelar aksi supaya pihak kontraktor menyelesaikan dan melunasi pembayaran alat berat yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa ASN tersebut.

“Saya perwakilan dari alat berat. Ini tunggakannya Rp 30.750.000, sebelumnya yang pertama sudah dibayar, tapi yang kedua sama ketiga tidak dibayar. Padahal DP (uang muka, red) sudah dibayar. Tapi alat berat saya tidak dibayar selama tiga bulan, mulai bulan Maret,” ucapnya.

Permasalahan ini, lanjut Jay, sudah pernah diadukan ke Sekretaris Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Pemerintah Kabupaten Malang, Wahyudi.

“Alasannya gak dibayar karena alat berat saya gak kerja. Pertama saya ke pak Wahyudi, tapi buntu. Terus saya ke kontraktornya, pak Iwan di Rungkut Surabaya, tapi juga gak ada kejelasan,” jelasnya.

Sementara itu, Pemilik toko bahan Bangunan M Isna menyampaikan, jika dirinya yang selama ini mensuplay material dalam pembangunan Rusunawa ASN itu juga beli terbayar.

“Saya juga belum dibayar, sekitar Rp 44 juta sekian. Banyak materialnya. Alasannya nunggu ditransfer sama pak Iwan, tapi ternyata sampai sekarang enggak ada kabar,” ulas Isna.

Di sisi lain, perwakilan tukang dan kuli bangunan yang bekerja di Rusunawa ASN, Junaidi juga meminta rekan-rekannya juga segera diselesaikan. Dalam pembangunan Rusunawa ini ada empat mandor, mereka lepas tanggung jawab semua. Ada sekitar 100 tukang yang berada dibawah komando empat mandor tersebut.

“Mandornya sudah gak berani datang kesini. Mandor itu ada yang membawahi 25, 30, 40 orang,” tegasnya.

Menurut Junaidi, para tukang tersebut tidak hanya berasal dari Kabupaten Malang, namun ada juga yang datang dari Demak, Purwodadi, bahkan hingga Nusa Tenggara Timur. Adapun tunggakkan yang belum dibayarkan kepada para tukang keseluruhan sebesar Rp 125 juta.

“Para tukang ini melanjutkan pekerjaan yang sempat mangkrak. Karena belum terbayar juga,” pungkasnya.

Sekedar informasi, para perwakilan pekerja yang menggelar aksi demo ini merupakan pekerja lanjutan. Mereka melanjutkan pekerjaan Rusunawa ASN yang sempat mangkrak karena ditinggal para pekerjanya, lantaran belum digaji. (Hmz/Ulm)