Tukang Ojek dan Pelajar SMP Tewas Disambar KA Penataran di Singosari

Korban saat dievakuasi. (Istimewa/Toski D)
Korban saat dievakuasi. (Istimewa/Toski D)

MALANGVOICE – Suprianto (50) warga Desa Kelampok, Singosari yang berprofesi sebagai tukang ojek saat membonceng pelajar SMPN 2 Singosari, terlibat kecelakaan di perlintasan Kereta Api (KA) tanpa palang pintu di Desa Purwoasri, Singosari, Minggu (11/8) sekitar pukul 07.30 WIB,

Menurut saksi mata, Ahmad Jayadi (36) warga Desa Purwoasri, Singosari, kecelakaan tersebut bermula saat KA Penataran, berjalan dari arah Selatan ke Utara (Blitar-Surabaya) dengan kecepatan sedang.

“Sesampainya di lokasi kejadian, melaju sepeda motor Honda Revo dengan nomor polisi N 3426 JW yang dikendarai korban melaju dari arah Barat ke Timur. Karena jarak yang sudah dekat, maka sepeda motor tersebut terserempet KA, dan pengendara sepeda motor tersebut terpelanting sekitar 5 meter ke sebelah timur rel KA,” ungkapnya.

Saat melewati rel kereta api, lanjut Jayadi, korban sempat diteriaki oleh para warga lainnya yang waktu itu selesai menunaikan ibadah sholat Idul Adha.

“Sempat diingatkan namun korban rupanya tidak dengar, karena jaraknya terlalu dekat, pengemudi sepeda motor tersambar dan langsung meninggal di tempat kejadian, sedangkan yang dibonceng dalam kondisi kritis dan dilarikan ke RS,” jelasnya.

Sedangkan, tambah Jayadi, korban lainnya yang di bonceng merupakan pelajar di SMPN 2 Singosari, dan masih duduk di bangku kelas 7 (1 SMP). Pelajar tersebut diketahui bernama Achmad Libasutt Aqwa alias Wawa (14) dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Prima Husada.

“Pelajar tersebut tetangga saya, saya hanya tahu nama panggilan saja. Informasi yang kami terima, Wawa akhirnya meninggal dunia di RS,” jelasnya.

Sementara itu, Kasubsi Penanggulangan Bencana (PB) PMI Kabupaten Malang, Mudji Utomo mengatakan, akibat kejadian tersebut mengakibatkan dua orang meninggal. Sepeda motor yang ditunggangi juga rusak parah.

“Kecelakaan tersebut terjadi karena kurang hati-hatinya pengendara sepeda motor dan tidak adanya palang pintu di perlintasan tersebut. Ironisnya, TKP tersebut sudah dekat dengan rumah pelajar tersebut,” ucap pria yang akrab disapa Mbah Tomo.

Setelah dilakukan olah TKP, tambah Mbah Tomo, jasad Suprianto langsung dibawa ke IKF (Instalasi Kedokteran Forensik) RSSA (Rumah Saiful Anwar) Kota Malang.

“Korban Suprianto langsung dibawa ke RSSA untuk proses lebih lanjut,” pungkasnya.(Der/Aka)