Tong Pikulan Banyu Tampar Sabet Piala Utama Festival Olahraga Tradisional Kota Batu

Kelompok seni Desa Torongrejo, Kota Batu saat menampilkan karyanya dalam Festival Olahraga Tradisional yang berlangsung di Lapangan Desa Beji, Minggu (14/7). (Foto: Ayun/MVoice).
Kelompok seni Desa Torongrejo, Kota Batu saat menampilkan karyanya dalam Festival Olahraga Tradisional yang berlangsung di Lapangan Desa Beji, Minggu (14/7). (Foto: Ayun/MVoice).

MALANGVOICE – Sebanyak 18 kelompok seni desa dan kelurahan mengikuti Festival Olahraga Tradisional yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Batu di Lapangan Desa Beji, Kota Batu, Minggu (14/7).

Terdengar merdu alunan musik Jawa dari kejauhan bahkan suasana panas pun tak menyurutkan semangat peserta lomba.

Paguyuban seni dari Desa Torongrejo, mereka menampilkan Tong Pikulan Banyu Tampar. Penampilan yang mengusung makna bersama menyatu, gotong royong dalam bentuk olahraga tradisional berhasil memikat dewan juri. Sehingga berhasil menyabet piala utama dalam festival tersebut.

Mereka mempersembahkan karyanya sekitar 15 menit. Serta menggunakan musik gamelan lengkap beserta kostum tradisionalnya.

Pantauan MVoice, mereka melakukannya dengan mengangkat tong yang sudah dihias dengan apik. Kemudian menyusun tong menjadi atraksi unik dan menarik perhatian para penonton.

Tong tersebut diartikan sebagai wadah atau tandon untuk menampung air. Lalu mereka juga memikul tong, yang memiliki arti beban dan peseimbang.

Sementara banyu yang diibaratkan dalam tong itu sebagai sumber atau kehidupan. Untuk tampar sebagi ikatan atau pemersatu masyarakat Desa Torongrejo.

Koordinator paguyuban seni, Ki Iswandi mengatakan nilai paling menonjol di dalam olahraga tradisional adalah nilai-nilai kebersamaan untuk menjalin persahabatan. Selain itu, dalam olahraga tradisional ini juga terkandung nilai-nilai kearifan lokal.

“Ya, melalui karya ini sebagi gerbang untuk menemukan dan menumbuhkan kembali jati diri bangsa dan budaya luhur,” ujarnya.

“Dan adanya kegiatan ini merupakan kegiatan yang luar biasa untuk menumbuhkan kembali olahraga tradisional di kalangan masyarakat. Sehingga mereka mengetahui mana olahraga, mana seni, dan mana tradisional,” sambungnya.

Sementara itu, Kasi Olahraga Rekreasi, Bidang Olahraga dan Pemuda Dinas Pendidikan Kota Batu Ahmad Kusni mengungkapkan digelarnya festival ini untuk mencari bibit-bibit atlet di kalangan masyarakat. Sekaligus mengasah kemampuan dalam olahraga tersebut.

“Ya, ini merupakan upaya untuk melestarikan olahraga tradisional di Kota Batu agar tidak punah. Serta mengembangkan dan memasalkan kesenian dan olaraga tradisional di masyatakat,” tutupnya.(Der/Aka)