MALANGVOICE – Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya, Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto, menjelaskan, pelaksanaan TMMD bukan hanya sekedar sasaran fisik saja. Namun, terdapat juga program non fisik.
Program non fisik, kata Kolonel Singgih, meliputi beberapa materi pembekalan, penyuluhan hingga pelatihan kreativitas dan keterampilan warga di daerah terisolir, tepatnya di daerah yang dijadikan sasaran pelaksanaan program TMMD ke-104 saat ini.
“TMMD ini, juga menyiapkan masyarakat untuk siap menghadapi revolusi industri 4.0. Apalagi, industri 4.0 mampu menghasilkan pabrik cerdas. Di dalam pabrik cerdas, berstruktur moduler, sistem siber-fisik yang mengawasi fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dan membuat keputusan yang tidak terpusat,” katanya, Rabu (27/3).
Saat ini, kata perwira menengah kelahiran Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, revolusi industri 4.0, tak hanya merambah perekonomian saja. Namun, terdapat beberapa bidang yang saat ini mulai dijangkau oleh revolusi tersebut, termasuk diantaranya ialah bidang pendidikan.
“Sekarang, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi 10 negara terbesar dan menyerap 10 juta tenaga kerja dan lapangan kerja pada 2030 mendatang. Target ini, merupakan bentuk optimisme dalam meghadapi perubahan industri yang terjadi,” ungkapnya.
Perlu diketahui, beberapa waktu lalu, beberapa daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan program TMMD di Jatim, telah menggelar berbagai kegiatan non fisik, termasuk di antaranya pembekalan maupun pelatihan wirausaha.
Pelatihan itu, kata almameter Akmil tahun 1997 ini, bukan hanya sekadar mempercepat roda perekonomian maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah terisolir saja. Akan tetapi, pelatihan itu juga bertujuan untuk mempersiapkan diri masyarakat guna menghadapi perkembangan industri tersebut.
“Melalui pembekalan itu, Satgas TMMD di Jatim berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera,” jelasnya. (Der/Ulm)