MALANGVOICE – Ketua Umum DPP Tani Merdeka Indonesia (TMI), Don Muzakir berkeinginan menyejahterakan para petani. Hal itu disampaikan saat menghadiri pelantikan DPW TMI Jatim periode 2024-2028 di Lawang, Kabupaten Malang, Minggu (13/10).
Don Muzakir mengatakan, TMI siap mengawal seluruh kebijakan Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto setelah dilantik.
“Dengan pelantikan pengurus DPW TMI ini ke depan kami akan mengawal dan menjalankan program Prabowo di sektor pangan dan pertanian. Kita tidak akan tinggalkan Prabowo,” kata Don.
Warga Kota Batu Ditembak Orang Tak Dikenal, Pelaku Terekam CCTV
Selain mengawal program pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, TMI akan mencari jaringan untuk membeli hasil tani.
Don mengaku sudah banyak hasil para petani yang diekspor ke luar negeri. Ia melihat sudah saatnya hasil panen petani dikirim ke luar negeri karena memili kualitas.
“Jatim ini potensi lumbung pangan nasional, intinya ke depan kami tidak hanya mengurusi program saja, kita akan beli hasil tani agar go internasional,” lanjutnya.
“Kita sudah ekspor bawang dari Brebes, beberapa cengkeh diekspor ke Cina, nah sekarang Jepang juga buka jaringan,” Don menambahkan.
Selain itu pembinaan untuk petani akan digencarkan di tiap daerah. TMI akan membuat posko hingga ke desa-desa agar mengawal bantuan yang diberikan pemerintah serta menyediakan advokasi untuk petani.
“Kita ini target menbentuk kepengurusan tingkat desa, jadi posko pengaduan tani tingkat desa. Sehingga kalau ada alsintan tidak tepat sasaran harus diadukan. Posko ini jadi alat kontrol kebijakan Prabowo di setiap desa,” tegasnya.
Sementara Ketua DPW TMI Jatim, Riki Septiadi, menyebut kesejahteraan petani di wilayahnya menjadi prioritas.
Selama lima tahun nanti ia akan berusaha mengawal program pemerintah dan mencarikan solusi masalah petani.
“Ya kami akan sinkronkan dengan kebijakan pusat. Kalau sekarang masalah di Banyuwangi itu cabai, harga sekarang itu sekilo Rp3.500 di petani, sedangkan di pasar sekarang Rp18 ribu per kilo. Nah kita akan cari solusi karena banyak pemain yang memainkan harga,” tegasnya.
Kemudian soal pupuk dan pestisida, ia menegaskan tidak mungkin ada kelangkaan. Hal itu bisa terjadi karena ada oknum yang sengaja membuat kelangkaan di pasaran.
“Tidak mungkin itu terjadi karena stok sangat melimpah. Kendalanya hanya ada oknum yang menjadi pemain,” tandas Riki.(der)