Tinjau Pelaksanaan PTM di SMPN 8 Kota Malang, Sutiaji: Mayoritas Pelajar Senang

Wali Kota Malang, Sutiaji saat melakukan peninjauan pelaksanaan PTM, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Pelajar tingkat Paud hingga SMP di Kota Malang, mulai hari ini Senin (14/3) menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Pada hari pertama pelaksanaan PTM, Wali Kota Malang, Sutiaji sempat melakukan peninjauan di salah satu sekolah, yakni SMPN 8 Kota Malang.

“PTM ini kita lakukan bukan karena leveling PPKM, level berapapun. Tapi ini berdasarkan SKB 3 Menteri,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Senin (14/3).

Dalam kesempatan itu, Sutiaji mendatangi beberapa kelas untuk melihat pelaksanaan PTM di sekolah tersebut sudah berjalan sesuai dengan aturan atau belum.

“Hasil pantauan tadi saya tanya rata-rata menjawab senang. Dari semua hanya dua yang senang online. Dari 150 anak ada dua yang senang online. Karena jam segini kan masih santai santai gak usah mandi. Gak ribet, tapi dia jujur,” terangnya.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM), (Bagus/Mvoice).

Menurut Sutiaji pelaksanaan PTM 100 persen disaat pandemi Covid-19 kali ini dinilai cukup aman, karena mobilitas pelajar telah dibatasi selama tiga minggu.

“Kita tuntaskan dalam 3 minggu atau 1 bulan. Mobilitas anak-anak kita cooling down semua dan alhamdulillah sampai saat ini sudah mengalami cukup signifikan dengan kebijakan itu,” kata dia.

Ia juga memastikan pelajar di Kota Malang rata-rata sudah menerima vaksinasi dosis satu dan dua. Sehingga imun tubuh lebih kuat menghadapi penularan Covid-19.

Terpisah, salah satu siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Malang, Na’il Hillan Gusti Firdaus (15) mengaku sangat senang bisa kembali mengikuti pembelajaran secara tatap muka.

Ia menyampaikan, senang kembali PTM karena belajar bisa lebih mengerti dibandingkan saat pembelajaran daring 100 persen.

“Kalau saat daring itu banyak yang open book, sehingga belajar daring itu menurut saya tidak efektif dan lebih baik pembelajaran secara langsung,” terang Na’il.

Ia pun menilai dengan adanya pembelajaran tatap muka kali ini pelajar bisa lebih meningkatkan solidaritas saat mendapatkan tugas kelompok.

“Beda kalau daring itu teman-teman saya individualitasnya tinggi. Jadi semisal ada tugas kelompok, saat dilakukan daring banyak yang tidak menanggapi,” kata dia.

Dari situ, Na’il berharap PTM bisa terus berjalan dan tidak kembali menjalankan pembelajaran daring atau online.(der)