Tingkatkan Inklusi Sosial, PKBI Gandeng UMM melalui Peduli Goes to Campus

Ketua Pengurus Naslonal PKBI, lchsan Malik. (Lisdya)
Ketua Pengurus Naslonal PKBI, lchsan Malik. (Lisdya)

MALANGVOICE – Dalam meningkatkan inklusi sosial, perguruan tinggi juga berperan sangat penting terutama dalam lingkungan pendidikan. Sebab, kampus perlu menjadi tempat yang nyaman bagi tumbuh dan kembangnya seseorang.

Namun, masih banyak persoalan tidak adanya saling toleransi di dalam perguruan tinggi. Hal inilah yang membuat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengadakan program Peduli Goes to Campus yang juga didukung oleh The Asla Foundation, pada Kamis (17/10).

“Sebagai ruang pemikiran dan gagasan, kampus harus inklusif terhadap keberagaman, tidak ada lagi diskriminasi atas dasar perbedaan pendapat, pemiklran, agama, suku, orlentasi seksual, disabilitas, dan lain lain,” ujar Ketua Pengurus Naslonal PKBI, lchsan Malik.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan semangat PKBI dalam mewujudkan keluarga yang bertanggung jawab dan toleran. “Pengertian dasar toleran adalah menghormati perbedaan yang ada. Ketika seseorang atau sekelompok orang merasa tidak aman dan merasa terancam oleh kelompok Iainnya, maka akan lahir intoleransi,” paparnya.

Sementara itu, Dekan Fisip UMM, Rinikso Kartono mengatakan bahwa, pihak kampus menyambut sangat baik dan apresiatif dengan gagasan Peduli Goes to Campus di UMM.

“Ini menjadi pembelajaran bersama dan forum berbagi praktik baik antara lembaga yang mengimplementasikan program peduli dengan UMM. Ini sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi,” ungkapnya.

Terkait dengan kampus ramah disabilitas, UMM berpedoman kepada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendldikan Tinggi Nomor 46 Tahun 2017 tentang Pendldikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di Perguruan Tinggi, pasal 4 yang menyatakan bahwa pendidikan inklusi merupakan pendidikan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus yang dilakukan bersama dengan mahasiswa lain. Selain itu, UMM juga terbuka terhadap keberagaman.

“Kami sepakat bahwa berbagai pihak harus dilibatkan dalam menciptakan lingkungan yang Inklusif. Apalagi di lingkungan kampus, sebagai ruang pertukaran ilmu pengetahuan, segala bentuk kegiatannya harus menjunjung tinggi inklusi sosial. Berbagal praktik baik telah kami lakukan terkait ini,’ paparnya.

Sebelumnya, Peduli Goes to Campus telah dilakukan dl Universitas Gajah Mada, Universitas Medan, Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang dengan mendapatkan apresiasi yang besar dari mahasiswa, dosen dan para partisipan lainnya.

Pada penyelenggaraannya kali ini, kegiatan yang dihadiri kurang Iebih 500 yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ini, diwarnai oleh kegiatan kuliah umum, pagelaran seni Mahasiswa UMM, pameran inklusi, pemutaran film, penguatan kapasitas berupa penulisan tugas akhir dan pembuatan film dokumenter.

“Kami berharap Peduli Goes to Campus akan melahirkan agen-agen perubahan di lingkungan kampus. Dengan lingkungan yang inklusif di kampus, akan menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan, tempat para civitas akademika berinteraksi dengan masyarakat. Sehigga tercipta Indonesia yang inklusif dalam menjalani pembangunan sosial yang humanis. Semoga ini bukan yang terakhir, namun awal untuk terjalinnya kerja sama penelitlan dan pengabdian masyarakat antara UMM dan PKBI,” tutup Rinikso.(Hmz/Aka)